kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tokopedia Operasikan TikTok Shop, Peluang Besar buat GoTo Financial-Gojek


Kamis, 29 Februari 2024 / 15:50 WIB
Tokopedia Operasikan TikTok Shop, Peluang Besar buat GoTo Financial-Gojek
ILUSTRASI. GoTo


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Patrick Walujo mengatakan kolaborasi dengan TikTok akan mendorong perusahaan lebih fokus mengembangkan bisnis on-demand services (ODS) melalui Gojek dan financial technology (fintech) lewat GoTo Financial (GTF).

"GOTO tidak perlu memberikan pendanaan ke Tokopedia, dan dapat fokus mengembangkan ODS dan fintech, dengan tetap memperoleh pertumbuhan Tokopedia ke depan," kata Patrick, dalam Paparan Publik Insidental, Rabu kemarin (28/2/2024).

"Banyak potensi kolaborasi ODS dan fintech sehingga transaksi ini [TikTok] akan menguntungkan banyak pihak," ujar Patrick.

Sebagai catatan, pada 31 Januari 2024, GoTo dan TikTok mengumumkan penyelesaian transaksi TikTok di Tokopedia. Lewat kemitraan ini, TikTok akan menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar atau lebih dari Rp 24 triliun sebagai komitmen jangka panjang demi mendukung operasional bisnis Tokopedia, tanpa dilusi lebih lanjut pada kepemilikan saham GoTo di Tokopedia.

Dengan transaksi ini, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia resmi bergabung di bawah PT Tokopedia. Melalui kesepakatan tersebut, baik TikTok maupun GoTo, yang masing-masing memegang 75% dan 25% saham Tokopedia, dapat terus memperluas manfaat bagi konsumen serta pelaku UMKM di Indonesia.

“Kemitraan dengan TikTok berpotensi menjadikan gabungan Tokopedia-TikTok Shop menjadi yang terdepan atau nomor 1 di Indonesia. Tokopedia dan TikTok memiliki pasar yang saling melengkapi dan tidak tumpang tindih,” kata Patrick.

Patrick menjelaskan, kemitraan dengan TikTok ini menjadi pilihan yang paling masuk akal dengan beberapa alasan di antaranya kompetisi di sektor e-commerce di indonesia semakin meningkat dan kebutuhan pendanaan Tokopedia yang cukup besar untuk ekspansi.

“Kami berpendapat Goto akan mendapatkan banyak manfaat, di mana kepemilikan saham di Tokopedia tidak terdilusi lebih lanjut, dan GoTo juga akan menerima pendapatan berkelanjutan yang besar dan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan GMV [nilai transaksi barang] Tokopedia di masa yang akan datang,” katanya.

Mengacu dokumen paparan publik GOTO, nilai layanan jasa e-commerce (service fee) dari Tokopedia diperkirakan bisa sebesar Rp 177 miliar per kuartal atau total mencapai Rp 708 miliar per tahun. Besaran persentase fee berjenjang yang disepakati itu berdasarkan nilai GMV pasca-kombinasi TikTok-Tokopedia. Pada kuartal 3-2023, GMV entitas pasca-kombinasi mencapai US$ 2,9 miliar atau setara dengan Rp 45 triliun.

Lebih lanjut, Hans Patuwo, Direktur dan Chief Operating Officer GoTo melihat adanya potensi pertumbuhan layanan pembayaran digital dan produk Buy Now Pay Later yang masih terbuka lebar, khususnya dengan kemitraan strategis dengan TikTok dan Tokopedia.

“Saat ini, penetrasi pembayaran digital di e-commerce TikTok masih berada di bawah Tokopedia, yang menunjukkan adanya potensi bagi GoPay untuk meningkatkan penetrasi di e-commerce TikTok. Demikian pula dengan penetrasi Buy Now Pay Later (GoPayLater) di e-commerce TikTok,” ujar Hans.

Monetisasi Produk

Hans juga mengatakan perseroan juga akan terus mendorong pertumbuhan bisnis dengan memperluas pasar potensial (total addressable market) yang fokus pada segmen pengguna yang memprioritaskan harga.

Perusahaan juga akan terus mengembangkan produk-produk dengan peluang monetisasi yang lebih tinggi, seperti layanan pinjaman digital.

Sepanjang 2023, GoTo meluncurkan berbagai produk dan inovasi di antaranya: GoCar Hemat, GoFood Mode Hemat, GoTransit, serta peluncuran aplikasi GoPay yang telah diunduh lebih dari 10 juta kali, GoPay Pinjam, dan GoPay Tabungan by Jago.

Dalam kesempatan Paparan Publik itu, Presiden Unit Bisnis ODS Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan layanan hemat atau mode ekonomis, termasuk GoCar Hemat dan Gofood Mode Hemat, mendorong pertumbuhan penggunaan, sekaligus produktivitas mitra.

Pada Q3-2023, Gocar Hemat meningkatkan pesanan per jam bagi mitra sebesar 36%, sedangkan mitra yang menerima pesanan Gofood Mode Hemat serta pesanan reguler, meningkatkan pesanan per jam mereka sebesar 2,6 kali.

“Produk lain yang kami rilis tahun lalu adalah GoTransit, mengintegrasikan layanan ride-hailing dan transportasi publik dalam satu transaksi. Lewat GoTransit, kami dapat menjangkau pengguna rutin transportasi publik secara luas, layanan ini diterima dengan baik, dan hari ini kami salah satu penjual tiket KCI [Commuter Line] terbanyak,” katanya..

Sementara itu, dua produk lain yakni GoPay Pinjam di aplikasi GoPay, yang dirilis September 2023 dan GoPay Tabungan by Jago yang diluncurkan Juli 2023 bekerja sama dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Dari sisi kinerja 9 bulan atau per September 2023, pendapatan bruto Grup GoTo mencapai Rp 17,91 triliun, atau naik 7% secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 16,63 triliun.

Pendapatan bersih Grup GoTo juga naik 32% per September 2023 menjadi Rp 10,51 triliun dari September 2022 sebesar Rp 7,97 triliun, di mana rugi bersih mampu dipangkas hingga 54% menjadi rugi Rp 9,59 triliun dari rugi Rp 20,91 triliun.

Untuk ODS, pendapatan bruto dalam 9 bulan naik 5% menjadi Rp 8,88 triliun dari sebelumnya per September 2022 senilai Rp 8,47 triliun, dengan nilai transaksi bruto (GTV) Rp 40,38 triliun, sementara bisnis fintech via GTF mencatatkan pendapatan bruto naik 10% menjadi Rp 1,27 triliun dari Rp 1,16 triliun dan GTV naik 6% menjadi Rp 276,52 triliun dari sebelumnya Rp 261,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×