Reporter: Rashif Usman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi banyak orang, investasi telah menjadi sarana penting dalam mencapai tujuan finansial jangka panjang, seperti kebebasan finansial, pensiun yang nyaman atau bahkan sekadar menambah pendapatan pasif. Namun, seperti halnya belajar keterampilan baru, terjun ke dunia investasi memerlukan pemahaman, perencanaan, dan disiplin.
Vidjongtius, Presiden Komisaris Kalbe Farma (KLBF), telah menempuh perjalanan investasi yang menarik selama lebih dari tiga dekade. Kisahnya bermula pada tahun 1990 saat Vidjongtius bergabung dengan Kalbe Farma sebagai karyawan di tim keuangan. Saat itu, Kalbe sedang merencanakan untuk melantai di bursa saham, dan pada 1991 Kalbe berhasil melakukan IPO.
Bagi Vidjongtius, ini merupakan momen yang penting karena ia tidak hanya terlibat langsung dalam proses tersebut, tetapi juga mulai belajar tentang pasar modal, sesuatu yang tidak ia pelajari selama duduk di bangku perkuliahan. Di sinilah ia memahami konsep IPO, saham, dan perusahaan sekuritas.
Pengalaman bekerja dalam proses IPO Kalbe Farma memberi Vidjongtius pemahaman tentang pasar modal dan memungkinkannya memulai perjalanan investasinya. Kesempatan untuk membeli saham Kalbe saat IPO menjadi langkah pertama Vidjongtius terjun ke dunia investasi saham.
Baca Juga: Presdir BNP Paribas AM Maya Kamdani Andalkan Reksadana Untuk Kebutuhan Finansial
Meski jumlah investasi awalnya tidak besar, ia merasa bersyukur bisa memulai perjalanan investasinya dengan membeli saham Kalbe. Setelah memegang saham Kalbe selama setahun hingga dua tahun, ia menjualnya dengan keuntungan signifikan.
"Kalau dihitung persentase mungkin lebih dari 100% kali ya waktu itu," kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Rabu (16/10).
Vidjongtius menekankan pentingnya memulai investasi dengan belajar. Seseorang yang terjun ke dunia investasi menurutnya perlu memahami konsep dasar pasar modal, indeks saham dan dampak-dampak makroekonomi terhadap pergerakan saham.
Vidjongtius mengingatkan pentingnya memilih instrumen investasi yang aman sebagai langkah awal. Ia menyarankan untuk memulai dengan saham-saham yang memiliki fundamental kuat, seperti saham perbankan.
"Biasanya kalau awal, pilih saham-saham yang fundamentalnya kuat, seperti perbankan. Itu lebih aman dan mudah diikuti," ucapnya.
Baca Juga: Bangkrut Saat Krisis 2008, Founder Moduit Kini Memegang Teguh Prinsip Investasi
Saat ini, Vidjongtius memiliki portofolio yang terdiversifikasi. Sekitar 60% investasinya ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN), yang ia anggap sebagai instrumen dengan risiko rendah dan return yang cukup stabil. Sisanya dibagi antara saham (30%) dan instrumen likuid seperti deposito dan tabungan (10%).
Strategi investasi Vidjongtius juga mencerminkan pandangannya bahwa investasi harus selalu mengikuti perkembangan ekonomi makro.
Selain itu, ia tidak tertarik dengan instrumen yang lebih spekulatif seperti cryptocurrency, karena ia lebih memilih keamanan daripada keuntungan tinggi yang tidak pasti.
Baca Juga: Strategi Investasi ala Rizkan Firman, Direktur Utama Adhi Commuter Properti
Vidjongtius juga belajar dari pengalamannya bahwa disiplin adalah kunci kesuksesan dalam berinvestasi. Salah satu aturan yang selalu ia terapkan adalah menetapkan target keuntungan. Misalnya, ketika saham yang ia beli sudah naik 20%, ia akan menjualnya untuk mengamankan keuntungan tersebut.
Meskipun beberapa investor mungkin akan menunggu keuntungan yang lebih besar, Vidjongtius lebih memilih untuk tetap disiplin dengan target yang telah ditetapkan.
Dia juga percaya bahwa investor harus memahami risiko yang mereka hadapi dan tidak terlalu mengikuti arus pasar. Pasar saham dapat naik dan turun dengan cepat, dan investor yang tidak hati-hati bisa mengalami kerugian besar.
Oleh karena itu, menetapkan target dan disiplin dalam menjual saham pada waktu yang tepat adalah salah satu cara Vidjongtius melindungi portofolionya dari volatilitas pasar.
Baca Juga: 6 Kriteria Ideal Saham Layak Beli ala Lo Kheng Hong
Strategi Investasi Bagi Pemula
Vidjongtius memiliki beberapa saran penting bagi para investor pemula yang ingin mulai berinvestasi. Pertama, investor pemula wajib belajar sebanyak mungkin tentang pasar modal. Gunakan sumber-sumber online, baca buku, dan konsultasikan dengan ahli jika perlu.
Kedua, mulai dengan transaksi kecil. Jangan langsung mengalokasikan semua dana ke dalam investasi saham. Mulailah dengan jumlah kecil, misalnya 5%-10% dari penghasilan bulanan, dan gunakan pengalaman ini untuk belajar lebih lanjut tentang bagaimana pasar bekerja.
"Nah transaksi selalu start with small," terangnya.
Ketiga, pantau pasar secara berkala. Ikuti informasi dan analisis pasar untuk memantau pergerakan saham yang dimiliki. Jangan ragu untuk menjual saham jika sudah mencapai target keuntungan yang diinginkan.
Perjalanan investasi Vidjongtius selama lebih dari tiga dekade menunjukkan bahwa kesuksesan dalam berinvestasi tidak datang secara instan. Dibutuhkan pengetahuan, disiplin, dan kehati-hatian dalam mengelola portofolio. Dengan selalu memprioritaskan keamanan, belajar dari pengalaman, dan melakukan diversifikasi portofolio, Vidjongtius berhasil membangun portofolio investasi yang stabil dan menguntungkan.
"Konsepnya belajar. Jadi kalau itu dilakukan dengan disiplin tidak spekulatif menurut saya investasi di saham pasar modal relatif aman," jelasnya.
Pengalaman dan prinsip-prinsip yang ia bagikan memberikan pelajaran berharga bagi investor pemula yang ingin memulai perjalanan investasi mereka dengan bijak.
Baca Juga: Wakil Dirut Bank Mandiri Alexandra Askandar: Jangan Panik Saat Investasi Turun
Ragam Hobi: Membaca, Seni hingga Kulineran
Hobi Vidjongtius bisa ditarik jauh ke masa kecilnya, di mana ia tumbuh dalam keluarga yang berprofesi sebagai guru di Pontianak, Kalimantan Barat.
Orang tua, paman, dan tantenya adalah guru yang secara tidak langsung mendorongnya untuk menyukai membaca sejak usia dini. Namun, kebiasaan membaca yang awalnya seperti paksaan, perlahan berubah menjadi hobi sukarela yang ia nikmati.
"Dulu, mungkin dipaksa membaca akhirnya jadi sukarela," tuturnya, sambil mengingat masa kecilnya.
Tak hanya membaca, ia juga senang mengajar, mulai dari mengajar les hingga menjadi Asisten dosen di Universitas Trisakti. Menurutnya, "Membaca adalah cara belajar terbaik, dan mengajar adalah cara kita memperdalam apa yang telah kita pelajari,"
Melalui hobi ini, ia percaya bahwa belajar tidak pernah berhenti, bahkan setelah menyelesaikan pendidikan formal. Baginya, pembelajaran berkelanjutan adalah kunci untuk terus berkembang dan naik kelas, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.
Baca Juga: Cerita Dima Djani, CEO Alami yang Fokus Investasi di Sektor Private
Seiring bertambahnya waktu dan keberhasilan finansial, Vidjongtius menemukan kesenangan baru dalam dunia fotografi. Sejak awal, ia bercita-cita menjadi seorang arsitek karena ketertarikannya pada seni visual, tetapi hidup membawanya ke dunia ekonomi.
"Sebetulnya, saya dulu ingin jadi arsitek, tapi nyasar ke ekonomi," ujarnya dengan nada bercanda.
Namun, kecintaannya pada gambar dan visual tetap terwujud melalui fotografi. Dunia fotografi tetap menjadi cara baginya untuk mengabadikan momen penting, terutama ketika bepergian bersama keluarga.
Di samping itu, Vidjongtius menganggap bahwa salah satu cara terbaik untuk bersantai dan menikmati hidup adalah melalui kuliner dan jalan-jalan bersama keluarga. Akhir pekan biasanya ia habiskan dengan keluarganya untuk mencoba restoran atau tempat makan baru yang sedang tren.
"Itu pasti rutin, karena itu bagi sebagian orang termasuk work life balance," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News