kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Tips Direktur Djasa Ubersakti, Pio Hizkia Wehantouw, sukses berinvestasi di saham


Minggu, 24 Januari 2021 / 07:40 WIB
Tips Direktur Djasa Ubersakti, Pio Hizkia Wehantouw, sukses berinvestasi di saham


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

Hizkia sengaja membatasi jumlah saham yang dikoleksi agar lebih mudah melakukan pengawasan di tengah kesibukan. Di masa pendemi Covid-19, dia mengaku ada perubahan strategi dalam berinvestasi.

Selain tetap mengoleksi saham properti, Hizkia cenderung memilih saham yang tidak terlalu terdampak pandemi, seperti saham sektor barang konsumsi dan teknologi informasi (TI).

Sementara di saham properti, Hizkia mempertahankan saham yang mampu meningkat di tengah pandemi.

Hizkia berniat mengisi sebagian besar portofolio investasi sahamnya dengan saham sektor properti. "Saya senang bermain saham properti karena saya bisa membaca kinerjanya," ungkap Hizkia. Lantaran memahami dan menyukai sektor properti, ia merasa lebih mudah menyeleksi saham yang menarik.

Baca Juga: Warren Buffett ingatkan berinvestasi dengan cara ini bisa berakhir buruk

Dalam memilih saham, Hizkia juga selalu memastikan jajaran manajemen yang berada di balik suatu emiten. Menurut dia, gambaran mengenai pengelolaan, kreativitas dan inovasi manajemen bisa nampak dari siapa pengelolanya.

Hizkia berpendapat berinvestasi di saham harus dijalani seperti menjalankan hobi. Sehingga harus selalu menghitung valuasi dan fundamental perusahaan agar tidak terbawa arus. "Saya memang hobi utak-atik angka, kinerja, data dan melihat histori," jelas dia.

Selain suka menganalisa saham, Hizkia memang gemar membaca. Ini membuat ia lebih jeli melihat peluang pasar. Tak heran saat awal mulai berinvestasi saham di 2005, Hizkia tidak terlalu kerepotan. Apalagi, Hizkia sebelumnya bekerja di perbankan, sehingga ia tidak kesulitan menganalisa.

Kebiasaan tersebut juga membuat Hizkia tidak terjerumus saham-saham yang harganya naik drastis tanpa diikuti fundamental. Ia juga tidak mudah tergoda saham-saham yang naik signifikan karena euforia. Misalnya, saham farmasi yang naik tinggi karena sentimen vaksin Covid-19.

Selanjutnya: IHSG anjlok terseret kasus positif Covid yang meningkat, pantau saham berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×