Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Ini karena sejumlah emiten yang rutin membagikan dividen terpantau memiliki aspek likuiditas saham yang kurang.
Jangan sampai, investor sulit menjual kembali karena likuiditas yang kurang sehingga menimbulkan dividend trap.
Selain itu, investor harus mencermati jumlah modal yang diinvestasikan.
Sebab, semakin besar modal yang digunakan, maka akan tidak mudah untuk melakukan penjualan (exit) sekaligus dalam waktu singkat.
Pelaku pasar juga harus mencermati aspek sektoral dari emiten yang akan membagikan dividen.
Baca Juga: Cum Date Dimulai Besok (4/10), Ini Jadwal Pembayaran Dividen Interim 3 Saham
Sebab, beberapa emiten cenderung membagikan dividen secara siklikal.
Misalkan emiten di sektor energi, yang mana ketika harga komoditas menurun, potensi dividen dari emiten energi juga menurun, begitu juga sebaliknya.
“Kalau pertimbangan sektoral bisa saja memilih emiten dari sektor non-cyclical seperti perbankan dan consumer non-cyclical agar perolehan dividen lebih maksimal," ujar Ivan.
Sementara itu, Handiman menambahkan, investor juga harus mencermati konsistensi emiten dalam membagikan dividen.
Emiten dengan pertumbuhan laba bersih yang stabil atau rutin dalam kebijakan dividen memiliki potensi pembagian yang lebih jelas.
Pelaku pasar juga sepatutnya berhati-hati saat mengejar saham hanya karena pembagian dividennya.
Menurut Handiman, waktu paling berisiko untuk membeli saham adalah ketika perusahaan sudah mengumumkan dividennya.
Seringkali, dividend hunter jangka pendek jatuh ke dividend trap karena mereka membeli saham setelah perusahaan mengumumkan pembagian dividen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News