Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) optimistis produksi semester I tahun ini bisa mencapai 20.000 ton. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 18.000 ton.
Kenaikan ini didukung oleh cuaca di lokasi tambang yang sudah membaik. Gelombang tinggi yang sebelumnya menghalangi tambang, kini sudah tidak tampak lagi alias surut.
Sementara itu, sebagian peralatan produksi milik PT Timah sudah rampung setelah dilakukan perbaikan produksi. "Semester I ini harus lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Kalau dulu produksi 37.000 ton satu tahun, dibagi dua saja jadi sekitar 18.000 ton. Semester I ini seharusnya bisa 20.000 ton," kata Direktur Utama TINS Sukrisno, di Jakarta Rabu (30/5).
Sukrino menuturkan, produksi timah tahun sempat turun karena ombak besar. Namun begitu, produksi bisa kembali dikejar dengan meningkatkan produksi dari peralatan yang sudah diperbaiki. "Sampai April memang produksi turun. Tetapi kami semester I tetap mencapai target, karena ada peralatan baru yang siap operasi Mei ini," tambahnya.
Selain ombak, kendala produksi TINS adalah konflik sosial dan juga kapal yang belum selesai diperbaiki. Namun begitu, mantan Dirut PT Bukit AsamTbk ini berharap , kinerja laba dan penjualan TINS tahun ini bisa membaik.
"Harga memang agak turun, tetapi biasanya akan tinggi di semester II, dan kembali turun pada akhir tahun, ini siklus," jelas Sukrisno. TINS sampai saat ini masih bergantung dengan pasar luar negeri, artinya. 97% produksi timah diserap oleh konsumen di Asia dan Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News