kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,37   -3,13   -0.34%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TINS siap masuk bisnis properti


Kamis, 24 Juli 2014 / 05:57 WIB
TINS siap masuk bisnis properti
ILUSTRASI. Cara Daftar Akun TikTok Shop hingga Berjualan melalui 2 Tahapan.? REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Semakin banyak badan usaha milik negara (BUMN) yang berbisnis properti. Yang terbaru adalah, PT Timah Tbk (TINS) mulai serius memikirkan diversifikasi bisnis, dengan menggarap sektor properti dalam waktu dekat. Langkah TINS masuk properti juga untuk memanfaatkan aset tak produktif miliknya.

Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS, mengatakan, perseroan akan membentuk anak usaha di bidang properti. Tahap awal, TINS menggandeng emiten BUMN, yakni PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.

TINS menargetkan anak usaha baru  properti berdiri di kuartal ketiga tahun ini. Sementara pengerjaan proyeknya bisa dimulai pada awal tahun depan, setelah pergantian presiden baru. Untuk membentuk sebuah perseroan terbatas, TINS harus menyetor modal awal minimal Rp 5 miliar.

Proyek pertama TINS berlokasi di Bekasi. PT Timah akan membangun kawasan residensial dengan menggandeng ADHI dan WIKA sebagai kontraktor. Di proyek itu, TINS sudah memiliki 176 hektare lahan. Sebesar 85% total lahan sudah siap digarap. "Kami tengah meminta persetujuan komisaris untuk membentuk anak usaha baru di bisnis properti ini," ujar Agung, Rabu (23/7).

Namun dia belum menyebut berapa nilai investasi untuk proyek residensial di Bekasi. Yang jelas, saat ini TINS memiliki total aset berupa tanah yang bisa dimanfaatkan. Nilai aset itu mencapai Rp 2 triliun. TINS masih melakukan kajian grand design proyek properti itu.

Lahan TINS yang siap digarap untuk bisnis propertinya tersebar di beberapa wilayah, seperti di Bekasi, Bandung, Bangka dan Belitung. Di Belitung, misalnya, TINS berencana membangun kota wisata yang memiliki hotel dan lahan golf. "Jadi kalau ke Belitung tidak hanya wisata melihat tambang, tetapi bisa ada resor," ujar Agung.

Dana untuk menggarap bisnis properti akan berasal dari belanja modal TINS tahun ini yang sebesar Rp 1,3 triliun. Namun, untuk proyek properti baru, TINS juga bakal memikirkan pendanaan selain dari kas internal.

Komoditas tambang dapat habis dalam jangka panjang. Dus, Timah siap menggarap bidang lain. "Jadi tetap harus disiapkan sejak awal. Sehingga TINS tidak hanya dikenal dari produksi timah, tetapi juga dari bisnis properti atau bisnis mineral lainnya," tutur Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×