Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya, cadangan timah yang menipis membuat PT Timah (Persero) Tbk (TINS) brekspansi hingga Myanmar. Biaya investasi atas ekspansi yang menggandeng salah satu perusahaan pelat merah Myanmar ini menelan biaya US$ 18 juta untuk kebutuhan eksplorasi tiga tahun mndatang.
Sukrisno, Direktur Utama TINS, mengatakan, izin prinsip sudah berhasil didapatkan, sehingga saat ini tinggal pengurusan izin definitif saja. "Bulan ini kami harapkan bisa selesai," imbuhnya, Senin (9/9).
Segera setelah proses ini tuntas, lanjut Sukrisno, TINS akan segera melakukan eksplorasi timah di negara tersebut. Jadi, pada 2014 mendatang emiten pelat merah ini bisa segera melakukan eksploitasinya di Myanmar.
Nantinya, ekspansi ini akan bekerjasama dengan dua perusahaan pelat merah asli Myanmar dalam bentuk joint venture. Tapi, manajemen memastikan jika joint venture tersebut masih ada di bawah kendali TINS. Sebagai wujud konkritnya, TINS memboyong delapan orang yang akan menjadi dewan direksi di perusahaan tersebut.
Sukrisno menambahkan, langkah ekspansi ini murni atas inisiatif sendiri, bukan dorongan dari pihak lain. Dengan kata lain, TINS berstatus sebagai investor di Myanmar. "Dengan begitu, ekspansi bisnis yang sebaik mungkin di sana, sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal," pungkas Sukrisno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News