kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

TINS akan mengubah nama Koba Tin


Senin, 04 November 2013 / 19:52 WIB
TINS akan mengubah nama Koba Tin
ILUSTRASI. Manfaatkan Steam Summer Sale 2022 Buat Belanja Game Murah, Ini Cara Bayar Pakai Dana


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri

NUSA DUA. PT Timah Tbk (TINS) akan mengubah nama PT Koba Tin setelah mendapat mandat untuk menguasai saham mayoritas perusahaan tambang ini.

Sukrisno, Direktur Utama PT Timah mengatakan, tahun depan, nama baru Koba Tin akan keluar. "Namanya masih rahasia, nanti saja," ujarnya, Senin (11/4).

Perubahan nama ini menyusul, TINS yang memperoleh mandat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk mengambil alih aset-aset milik Koba Tin. Timah menguasai 51% saham atas eks Koba Tin.

Sisanya dimiliki oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bangka Belitung, BUMN Bangka Tengah dan Bangka Selatan. Awalnya, korporasi asal Malaysia, Malaysia Smelting Corporation Bhd, menguasai saham 75% saham Koba Tin. Sedangkan TINS hanya mengempit 25%.

Namun, pemerintah tidak memberikan perpanjangan kontrak karya (KK) yang habis pada Maret 2013. Hingga 2012, Koba Tin membukukan kerugian hingga US$ 84,7 juta.

Setelah KK dihentikan, pemerintah menetapkan wilayah tambang timah tersebut menjadi wilayah pencadangan nasional.

Kemudian, pemerintah mempercayakan TINS mengambil alih aset-aset Koba Tin. Namun, TINS  belum diizinkan untuk melakukan kegiatan produksi. Pasalnya, penugasan ambil alih aset itu sifatnya baru sementara.

Kegiatan produksi bisa dimulai setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  menerbitkan izin usaha pertambangan khusus (IUPK)

Manajemen TINS akan mengelola lahan ini dengan entitas baru. Sukrisno bilang, nilai suntikan modal yang dibutuhkan entitas baru ini ditaksir sekitar Rp 200 miliar. "Tidak butuh biaya banyak, kan infrastruktur sudah ada," kata Sukrisno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×