kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tingginya permintaan dollar AS di akhir bulan memicu pelemahan rupiah hari ini


Rabu, 27 Februari 2019 / 18:21 WIB
Tingginya permintaan dollar AS di akhir bulan memicu pelemahan rupiah hari ini


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor tingginya permintaan dollar Amerika Serikat (AS) di akhir bulan dinilai menjadi penyebab rupiah kembali ke level psikologis Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.030 per dollar AS, melemah 0,27% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 13.992 per dollar AS. Sementara dari data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 0,10% ke level Rp 14.004 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, kondisi perekonomian global masih diliputi oleh suasana dovish. Hal ini dilihat dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell mengenai arah kenaikan suku bunga acuan dan konsisi perekonomian AS pada Selasa (26/2). Pernyataanya membuat indeks dollar AS tertekan.

“Jadi pelemahan rupiah hari ini memang dikarenakan menjelang akhir bulan, banyak aksi month-end demand atau banyaknya permintaan terhadap dollar AS. Tidak terlalu berpengaruh dari sisi sentimen global dan kondisi domestik,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/2).

Selain itu, kenaikan harga minyak dunia juga dinilai menyumbang faktor pelemahan rupiah hari ini. 

Josua juga menambahkan faktor regional juga turut menyumbang pelemahan rupiah, seperti konflik yang terjadi pada India – Pakistan, serta peristiwa politik di Thailand. Sebagai informasi, pada perdagangan hari ini, rupee India dan baht Thailand mengalami pelemahan mata uang paling dalam di Benua Kuning.

“faktor regional memang tidak memainkan peran dominan, namun ada korelasi yang cukup tinggi antara rupee dan rupiah sehingga rupiah melemah,” tambahnya.

Dirinya melihat, ada potensi besar rupiah kembali menguat meninggalkan level psikologis Rp 14.000 per dollar AS mengingat beberapa rilis data yang akan disiarkan AS besok, yakni data manufaktur berupa factory orders dan durable goods orders. 

Ekspektasi hasil factory orders diperkirakan meningkat, tetapi ada kecenderungan hasil laporan durable goods mengalami penurunan. Ditambah lagi, Jerome Powell juga masih akan memberikan pernyataan terkait kondisi perekonomian AS.

“Jika aksi month-end demand ini mereda, bukanlah sebuah kemustahilan rupiah kembali menguat di hadapan dollar AS,” ujar Josua.

Josua memprediksi rupiah akan bergerak terbatas di area Rp 13.990 per dollar AS – Rp 14.070 per dollar AS pada perdagangan besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×