kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Timah (TINS) Siap Memacu Angka Produksi Tahun Ini


Senin, 14 Maret 2022 / 16:41 WIB
Timah (TINS) Siap Memacu Angka Produksi Tahun Ini
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja?PT Timah Tbk.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) optimistis volume produksi akan lebih baik dari tahun lalu. Untuk itu, emiten tambang milik negara ini siap meningkatkan angka produksi bjih timah.

Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar mengatakan, tahun ini TINS menargetkan memproduksi 35.000 ton bijih timah. “Kami mengoptimalisasi bijih-bijih yang masih terserak di lokasi-lokasi tertentu,” terang Abdullah kepada awak media, Senin (14/3).

Untuk tahun ini, produksi timah akan lebih banyak yang berasal dari penambangan laut. Salah satu pertimbangannya adalah timah yang dihasilkan di penambangan laut memiliki margin yang lebih tebal karena lebih efisien.

Meski demikian, TINS tidak melupakan bisnis pertambangan daratnya karena banyak masyarakat yang menggantungkan kesejahteraannya di pertambangan darat.  

Baca Juga: Di 2021, Duta Intidaya (DAYA) Mencetak Pendapatan Hingga Rp 971,29 Miliar

Sebagai gambaran, produksi TINS tahun lalu mengalami penurunan. Produksi bijih timah sepanjang tahun 2021 sebesar 24.670 ton atau menurun 38% dari realisasi produksi di 2020 yang mencapai 39.757 ton.

Abdullah mengatakan, penurunan angka produksi ini karena menurunnya kontribusi dari penambangan darat. Sebagai gambaran, produksi timah tahun lalu didominasi dari hasil penambangan laut yakni sebesar 54%, sementara sisanya berasal dari penambangan darat, sebanyak 46%.

Lebih tingginya produksi timah dari penambangan laut disebabkan oleh lebih banyaknya armada yang beroperasi di laut.

Senada, produksi logam timah TINS juga turut menyusut, yakni sebesar 26.465 MTon atau menurun 42% dari produksi tahun 2020 sebesar 45.698 MTon. Volume penjualan logam timah TINS juga menurun 52% menjadi 26.602 MTon dari sebelumnya 55.782 MTon.

Namun, kinerja TINS terdorong rerata harga jual atau average selling price (ASP) yang melonjak 89% menjadi US$ 32.619 pada tahun lalu. Sehingga, TINS membukukan pendapatan senilai Rp 14,60 triliun, hanya menurun 4% dari pendapatan di tahun 2020 sebesar Rp 15,21 triliun.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Catatkan Kontrak Baru Rp 6,1 Triliun Hingga Februari 2022

Selain faktor naiknya harga timah, membaiknya kinerja TINS juga berkat strategi memperbaiki kinerja keuangan, salah satunya dengan melakukan pembayaran utang sehingga membuat beban keuangan menurun. TINS juga melakukan efisiensi di seluruh unit kerja.

Hal ini tercermin dari menyusutnya sejumlah beban yang ditanggung TINS. Beban pokok pendapatan misalnya, menurun 21% menjadi senilai Rp 11,17 triliun dari tahun 2020 yang mencapai Rp 14,09 triliun. Beban keuangan juga menurun 43,9% menjadi Rp 340,66 miliar dari sebelumnya Rp 607,37 miliar.

Alhasil, TINS membukukan laba bersih senilai Rp 1,30 triliun sepanjang tahun lalu. Angka ini berbanding terbalik dengan realisasi bottom line di tahun 2020 dimana TINS menderita kerugian senilai Rp 340,59 miliar.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×