Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Samuel Sekuritas Indonesia masih melakukan kajian terhadap laporan keuangan akhir tahun 2019 dan laporan keuangan TINS pada kuartal I-2020 mendatang.
“Review dalam arti akan melihat efek pemangkasan volume ekspor terhadap pendapatan TINS,” sambungnya.
Sementara itu, Analis OCBC Sekuritas Inav Haria Chandra mengatakan, permintaan timah akan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan solder yang merupakan imbas dari meningkatnya produksi white goods.
White goods dalam hal ini merupakan alat-alat rumah tangga yang membutuhkan listrik seperti kulkas, televisi, AC, dan sebagainya.
Ia merekomendasikan buy saham TINS dengan target harga Rp 1.100 per saham.
Baca Juga: Timah (TINS) bangun smelter baru berteknologi ausmelt
“Rekomendasi beli kami mencerminkan pandangan positif jangka panjang pada harga timah, yang diuntungkan dengan adopsi teknologi,” tulis Inav dalam riset, Rabu (8/1).
Sementara Dessy menilai prospek komoditas timah masih diselimuti awan gelap. Terlebih, saat ini hanya ada satu perusahaan di BEI yang bergerak di bidang pertambangan timah, yakni TINS.
“Sehingga kami masih rekomendasi netral untuk komoditas timah,” pungkas Dessy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News