kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Timah terseret koreksi di pasar komoditas


Senin, 26 Agustus 2013 / 08:07 WIB
Timah terseret koreksi di pasar komoditas
ILUSTRASI. Awal bulan puasa jatuh 3 April 2022, Kemenag merilis panduan penyelenggaraan ibadah pada bulan Ramadan dan Idul Fitri.


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga timah melemah mengikuti pergerakan harga komoditas industri lainnya. Spekulasi pengurangan stimulus moneter oleh The Federal Reserve (The Fed) yang akan dilakukan dalam waktu dekat, telah mendorong koreksi harga timah di pasar komoditas.

Harga timah di London Metal Exchange (LME) untuk kontrak pengiriman tiga bulan, Jumat (23/8), turun 0,68% menjadi US$ 21.750 per ton dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga timah terkoreksi 0,91%. Namun jika dalam sebulan terakhir, harga masih terlihat menguat dengan mencatatkan kenaikan sebesar 11,79%.

Selain karena terseret sentimen pemangkasan stimulus moneter AS, harga timah juga tertekan oleh sentimen perlambatan ekonomi yang dialami China. Dana Moneter Internasional (IMF) telah memangkas tingkat pertumbuhan ekonomi di negara pengguna logam industri terbesar itu. Beberapa lembaga survei juga memprediksi, pertumbuhan China di tahun ini akan di bawah 7%. Sebelumnya, pemerintah China optimistis pertumbuhan ekonomi akan mencapai 7,5% tahun ini.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures mengatakan, harga timah melemah memang karena kondisi pelambatan ekonomi di China. Meskipun rilis data manufaktur PMI China di Agustus naik menjadi 50,1 dibandingkan bulan sebelumnya di level 47,7, namun itu belum bisa menjadi sentimen yang mengangkat harga. "Belum ada sentimen positif yang terlihat, jika menguat sifatnya masih terbatas," ujar Suluh.

Selama ini, tidak ada masalah terkait persediaan timah. Permintaan komoditas industri ini juga belum ada lonjakan berarti. Kekhawatiran pasar mengenai pengetatan likuiditas di China, memicu penurunan jumlah produksi dan permintaan logam industri. Yang jelas, data manufaktur dan industri di China dapat menjadi faktor signifikan untuk pergerakan harga timah. Jika perekonomian China kembali pulih, permintaan timah juga diprediksi akan membaik. Otomatis, harga bisa terangkat, jika jumlah permintaan bertambah.

Secara teknikal, Suluh mengatakan, harga timah masih bergerak sideways. Ada potensi kenaikan tetapi saat ini belum tampak jelas. Hitungan Suluh, dalam sepekan harga timah bergerak  di kisaran US $21.300-US$ 22.500 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×