Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .
Namun dengan segera ditandatanganinya perjanjian fase pertama AS dan China pada 15 Januari mendatang, harga timah diproyeksi bakal mendapatkan angin segar.
Ibrahim menilai, China bakal membuka kembali perdagangan, perusahaan-perusahaan elektronik dan produsen mobil listrik bakal kembali menyerap banyak timah dan harga bisa terkerek normal kembali.
Baca Juga: Harga aluminium bisa bergerak ke US$ 2.000 setelah kesepakatan dagang AS-China
"Jika semua keadaan berjalan normal, timah akan kembali seperti semula. Apalagi tahun 2020 produsen mobil listrik akan gencar-gencarnya memulai produksi jadi semoga memperbaiki performa timah nantinya," ujar Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan harga timah di tahun ini berada di kisaran US$ 14.000 - US$ 19.000 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News