Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menggelar penawaran umum terbatas II (PUT II) atau rights issue, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) resmi mengakuisisi 66,76% saham Star Energy Group Holding Pte Ltd (Star Energy) pada 7 Juni 2018.
Presiden Direktur Barito Pacific Agus Salim Pangestu mengungkapkan, tujuan dari rights issue adalah untuk mengakuisisi Star Energy. Dari upaya tersebut terdapat tiga target yang diincar perseroan.
Pertama, akuisisi untuk menambah sumber penghasilan BRPT. Kedua, mampu menstabilisasikan aliran pendapatan bagi perseroan. Ketiga, agar BRPT menjadi power operating company atau perusahaan operasional listrik. Apalagi, Star Energy merupakan produsen listrik panas bumi terbesar di Indonesia.
"Jadi bukan holding company lagi," katanya, Minggu (1/7).
Meskipun begitu, Agus enggan menyebutkan target pendapatan BRPT tahun ini usai mengakuisisi Star Energy. Begitu juga dengan price earning ratio (PER) emiten ke depan. "Tapi gambarannya, dari segi EBITDA, Star Energy mewakili kira-kira 40% sampai 50% dari total BRPT," ungkapnya.
Akuisisi Star Energy dianggap sebagai langkah penting untuk memantapkan bisnis BRPT di sektor sumber daya energi terbarukan dan sebagai pemimpin pasar, sekaligus menjadi perusahaan terkemuka di sektor energi di dalam negeri. Usai akuisisi, BRPT berharap jadi semakin terintegrasi dengan kemampuan operasional yang optimal. Sumber pendapatan BRPT juga diharapkan bisa terdiversifikasi dan memperkuat peluang pertumbuhan.
Komisaris Utama sekaligus pemegang saham utama BRPT, Prajogo Pangestu melaksanakan seluruh haknya sebesar Rp 7,4 triliun dan melakukan pemesanan tambahan sebesar Rp 1,4 triliun. Saat ini, Prajogo menguasai 71,20% saham BRPT, sedangkan sisanya 28,79% saham dimiliki publik.
Dana dari pelaksanaan PUT II sebesar Rp 7,4 triliun akan digunakan untuk melunasi sisa harga pembelian saham Star Energy. Sedangkan, sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News