kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tiga Pilar siap menjual obligasi Rp 1 triliun


Jumat, 09 November 2012 / 06:03 WIB
Tiga Pilar siap menjual obligasi Rp 1 triliun
ILUSTRASI. Seorang petugas memperlihatkan sejumlah produk logam mulia emas di gerai Pegadaian Galeri24, Jakarta. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk siap menghimpun pendanaan baru. Emiten berkode saham AISA ini berencana menerbitkan obligasi senior di kuartal pertama tahun depan.

Direktur Keuangan Tiga Pilar, Sjambiri Lioe, mengatakan dana obligasi senilai Rp 1 triliun itu akan digunakan untuk refinancing utang bank. "Saat ini laporan keuangan kuartal III 2012 sedang diaudit untuk rencana penerbitan obligasi tersebut," ujar Sjambiri kepada KONTAN, Kamis (9/11).

Mengacu ke laporan keuangan semester I 2012, AISA mencatatkan utang bank dan lembaga keuangan jangka pendek mencapai Rp 602,23 miliar. Jumlah ini naik 8,83% ketimbang posisi akhir 2011 senilai Rp 553,35 miliar. Utang terbesar berasal dari Bank Mandiri yakni Rp 294,18 miliar.

Utang lainnya berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Rp 50 miliar, Bank International Indonesia Rp 68,59 miliar, Rabobank International Indonesia Rp 29,47 miliar, dan Bank UOB Indonesia Rp 160 miliar. "Yang pasti obligasi ini sebagian besar untuk refinancing, namun kami belum bisa bilang refinancing apa saja, karena masih dihitung dan menunggu hasil audit," kata Sjambiri.

Analis obligasi Sucorinvest Central Gani, Ariawan menilai, rencana AISA menerbitkan obligasi pada kuartal pertama 2013 akan disambut pasar dengan baik. Awal tahun depan dianggap waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi karena likuiditas yang besar dan tingkat suku bunga masih rendah. Kemungkinan, kupon obligasi ini tak akan terlalu mahal sehingga cost of fund penerbitan obligasi lebih murah.

"Pendanaan ini jauh lebih murah karena suku bunga juga masih rendah, investor punya banyak dana cash untuk diinvestasikan sehingga daya tawar emiten lebih bagus," ujar dia.

Secara fundamental, Ariawan menilai Tiga Pilar masih menjadi incaran investor karena pertumbuhan kinerja yang tinggi. Sementara dari sisi penggunaan dana obligasi untuk refinancing utang, AISA akan diuntungkan karena cost of debt emiten ini akan lebih rendah.

Di sisa tahun ini, AISA berencana mengakuisisi PT Subafood Pangan Jaya. Akuisisi ini dilakukan dalam rangka memperkuat pasar bihun di Jawa barat dan Jakarta. Sjambiri bilang, akuisisi Subafood ini senilai Rp 100 miliar dan dananya diambil dari belanja modal tahun ini.

Subafood merupakan perusahaan pengolah makanan yang memproduksi bihun dari jagung (corn starch). Dia yakin, dengan akuisisi ini, AISA dapat menangkap pasar baru yang lebih menjanjikan. "Akuisisinya sudah hampir tahap akhir," kata dia.

Konsumsi berbasis jagung masih sangat diminati dan belum banyak perusahaan yang menagkap peluang ini. Apalagi, brand Subafood sudah cukup terkenal. "Kami memang menyasar bisnis bihun jagung. Daripada membeli mesin baru kami langsung akuisisi saja," kata Sjambiri.

Saat ini, AISA masih akan menyasar pangsa pasar dalam negeri. Tapi dalam beberapa tahun mendatang, produk tersebut akan diekspor ke Afrika Selatan dan beberapa negara Eropa.

Kepala Riset Reliance Securities Wilson Sofan mengatakan, ekspansi Tiga Pilar berpotensi mendongkrak harga sahamnya di pasar. Apalagi, bisnis beras Tiga Pilar telah berkontribusi bagi pendapatan dan menjaring pangsa pasar tersendiri.

Secara fundamental, bisnis emiten barang konsumsi diprediksi masih bertumbuh pesat karena Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sesuai ekspektasi. Dia memprediksi tahun ini PDB Indonesia masih tumbuh 6,3% dan tahun depan bisa naik menjadi 6,4%-6,5%. Dengan proyeksi inflasi cenderung moderat di 5,5% pada tahun depan, prospek sektor konsumsi masih cerah.

Dalam satu bulan ini, harga AISA berpotensi turun ke Rp 860 per saham. Untuk jangka panjang, Wilson merekomendasikan hold dengan target Rp 860-Rp 990 per saham. Harga saham AISA kemarin menurun 1,11% menjadi Rp 890 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×