Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Efek rilis pernyataan FOMC yang dovish, membuat yen berkesempatan ungguli USD. Diduga penguatan ini bisa berlangsung hingga Jumat (19/6).
Mengutip Bloomberg, Kamis (18/6) pukul 17.05 WIB pasangan USD/JPY merunduk 0,69% di level 122,58 dibanding hari sebelumnya.
Ini menyusul hasil FOMC yang menyatakan bahwa The Fed akan menahan kenaikan suku bunganya hingga akhir tahun 2015. Serta kenaikan suku bunga ini akan dilakukan secara bertahap. Menghapus kemungkinan kenaikan suku bunga terjadi pada September 2015 mendatang. Hal ini membuat index USD koreksi, tercatat hingga Kamis (18/6) pukul 17.10 WIB index USD turun 0,60% di level 93,73.
Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan bahwa melemahnya pasangan USD/JPY lebih disebabkan karena melemahnya index USD pasca rilis pernyataan hasil pertemuan FOMC Kamis (18/6) dini hari. Keputusan penahanan suku bunga AS hingga akhir tahun 2015 menjadi pendorong utama kenaikan yen.
Di sisi lain, pada pekan lalu Gubernur Bank of Japan (BOJ) Hurohiko Kuroda mengeluarkan pernyataan positif bahwa saat ini nilai tukar yen di kisaran 125,00 dinilai terlalu rendah. “Sehingga pasar menanti konfirmasi pernyataan tersebut dari pertemuan BOJ Jumat (19/6),” papar Yulia.
Pasar menilai pernyataan BOJ akan bernada hawkish yang artinya akan mendorong kekuatan yen untuk mempertahankan kenaikannya. Namun bukan berarti pelemahan USD/JPY bisa bertahan tanpa halangan.
Sebabnya pada Kamis (18/6) malam, akan rilis beberapa data penting USD seperti jobless claims mingguan yang diduga menurun jadi 278 ribu dari sebelumnya 279 ribu. Begitu juga dengan CPI AS Mei 2015 diprediksi naik dari 0,1% menjadi 0,5%. Terakhir data Philly Fed Manufacturing Index Juni 2015 juga diperkirakan naik dari 6,7 menjadi 8,1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News