kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The Fed dan Brexit angkat paladium dan platinum


Rabu, 08 Juni 2016 / 17:37 WIB
The Fed dan Brexit angkat paladium dan platinum


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga paladium dan platinum kompak menanjak. Meredanya spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed serta isu keluarnya Inggris dari Zona Eropa menjadi faktor pendorong.

Mengutip investing.com pada Rabu (8/6) pukul 16.13 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Juli 2016 menggemuk 1,08% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 1.010,15 per ons troi. Senada, harga paladium kontrak pengiriman September 2016 melambung 1,53% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 560,62 per ons troi.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengungkapkan, ada dua faktor yang menyokong kenaikan harga platinum serta paladium.

Pertama, mengecilnya peluang rencana kenaikan suku bunga The Fed yang saat ini di level 0,25% - 0,5% pasca rilis data ketenagakerjaan yang buruk.

Padahal, beberapa waktu lalu, spekulasi mengenai rencana The Fed untuk mengerek suku bunga pada pertemuan 18 Juni 2016 - 19 Juni 2016 sempat menguat. Hal ini pun menekan dollar AS.

"Belum lagi pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen yang menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di bulan Juni 2016. Pelaku pasar mulai aktif di pasar komoditas untuk menghindari gejolak di pasar keuangan," imbuhnya.

Kedua, isu keluarnya Inggris dari Eropa alias Brexit yang berimbas pada timbulnya gejolak keuangan Benua Biru. Walhasil, lanjut Andri, pasar komoditas termasuk paladium serta platinum memperoleh blessing in disguise.

Kendati demikian, Andri berpendapat, momentum kenaikan harga kedua komoditas ini bukan didasari fundamental yang kuat.

Buktinya, rilis data ekspor China per Mei 2016 yang merosot 4,1% (yoy), lebih buruk ketimbang pencapaian bulan sebelumnya yang turun 1,8%. Sementara data impor China per Mei 2016 masih terkoreksi 0,4% (yoy), lebih baik ketimbang posisi bulan sebelumnya yang terseret 10,9%.

Walhasil, neraca perdagangan China per Mei 2016 tercatat surplus US$ 49,9 miliar, lebih rendah ketimbang konsensus yang dipatok surplus US$ 58 miliar.

Maklum, Negeri Tirai Bambu merupakan pengguna sekaligus produsen komoditas terbesar di dunia. "Data ekonomi China yang dirilis belum terlihat menggembirakan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×