Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga paladium melemah setelah sempat menguat pekan lalu. Mengutip Bloomberg, Selasa (17/5) harga paladium di New York Mercantile Exchange turun di level US$ 589,80 per ons troi dibandingkan hari sebelumnya yang US$ 591 per ons troi.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan melemahnya harga paladium disebabkan sentimen data ekonomi yang dirilis dari Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
Antara lain, data tenaga kerja Amerika Serikat yang turun dibandingkan dua pekan sebelumnya serta adanya pernyataan yang dirilis bank sentral eropa (ECB) dan bank sentral negara bagian AS terkait kenaikan suku bunga pada Juni.
"Pelemahan paladium menunggu kepastian apakah AS bisa mempertahankan suku bunga atau tidak," ujar Ibrahim," Selasa (17/5).
Dia memperkirakan pelemahan harga paladium hanya berlangsung sementara. Harga paladium diprediksi kembali menguat ditopang permintaan dari Tiongkok dan India.
"Meskipun ekonomi Tiongkok melambat, namun permintaan paladium akan tinggi. Demikian juga dengan India yang memiliki angka PDB bagus," ujar dia.
Ibrahim menambahkan harga paladium berpeluang naik di kuartal II. Penopangnya, peningkatan impor dari India serta angka PDB Tiongkok yang sesuai ekspektasi di level 6,8%-6,9%.
"Apabila impor India naik di kuartal II dan PDB Tiongkok sesuai ekpektasi seperti pada kuartal I, maka harga paladium bisa naik," ujar dia.
Sementara itu, produksi mobil elektrik diprediksi belum akan berimbas terhadap harga paladium. "Sebab saat ini belum dibuat secara massal serta masih terbatas di negara tertentu saja," ujar Ibrahim.
Dia memperkirakan harga paladium Rabu (18/5) aakan bergerak dikisaran US$587,90-US$591 per ons troi dan sepekan US$586,50-US$593,30 per ons troi.
Harga paladium Selasa (17/5) melemah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News