Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Kedua, isu keluarnya Inggris dari Eropa alias Brexit yang berimbas pada timbulnya gejolak keuangan Benua Biru. Walhasil, lanjut Andri, pasar komoditas termasuk paladium serta platinum memperoleh blessing in disguise.
Kendati demikian, Andri berpendapat, momentum kenaikan harga kedua komoditas ini bukan didasari fundamental yang kuat.
Buktinya, rilis data ekspor China per Mei 2016 yang merosot 4,1% (yoy), lebih buruk ketimbang pencapaian bulan sebelumnya yang turun 1,8%. Sementara data impor China per Mei 2016 masih terkoreksi 0,4% (yoy), lebih baik ketimbang posisi bulan sebelumnya yang terseret 10,9%.
Walhasil, neraca perdagangan China per Mei 2016 tercatat surplus US$ 49,9 miliar, lebih rendah ketimbang konsensus yang dipatok surplus US$ 58 miliar.
Maklum, Negeri Tirai Bambu merupakan pengguna sekaligus produsen komoditas terbesar di dunia. "Data ekonomi China yang dirilis belum terlihat menggembirakan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News