Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS 2024) bakal berdampak positif bagi pasar kripto.
Hal ini diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi saat ditemui setelah acara konferensi pers di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (11/11/2024).
"Saya kira ini angin segar lah ya di satu sisi, karena mulai ada banyak pemerintah yang melihat bukan hanya dari sisi transaksinya, tapi pemanfaatan teknologi dan aset kripto ini ternyata bisa juga diarahkan ke hal-hal yang sifatnya positif," ujar Hasan.
Sebagai informasi, harga bitcoin melonjak hingga mencapai rekor baru di atas US$ 80.000 atau sekitar Rp 1,25 miliar (asumsi kurs Rp 15.654 per dollar AS) pada Minggu (10/11/2024).
Harga bitcoin naik 80 persen sepanjang tahun ini, melampaui penguatan indeks saham S&P 500 yang tercatat sebesar 25,7% tahun ini.
Namun demikian, kata dia, OJK akan tetap berhati-hati dalam melakukan pengawasan terhadap tata kelola pasar kripto.
Sebab, aset kripto seperti Bitcoin maupun Ethereum merupakan instrumen investasi yang tingkat risikonya cukup tinggi.
Baca Juga: Trump Effect! Bitcoin Catat Rekor Tertinggi Baru, Tren Bullish akan Terus Berlanjut?
Artinya, instrumen ini memiliki potensi kerugian yang besar.
"Kami tentu di OJK tetap mengedepankan juga aspek kehati-hatian," kata dia.
Oleh karenanya, OJK tetap akan melakukan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai aset kripto sebagai instrumen investasi, termasuk risikonya.
Hal ini supaya sebelum masyarakat memutuskan untuk berinvestasi di aset kripto, mereka sudah mempertimbangkan matang-matang mengenai keuntungan dan risiko dari instrumen ini.
"Yang kita dorong lebih dulu adalah bagaimana seluruh masyarakat yang ingin memulai, katakanlah, ikut terlibat dalam kegiatan di aset kripto ini mendapatkan pemahaman dulu yang cukup dan memadai melalui saluran edukasi dan literasi yang disediakan tentu oleh lembaga-lembaga yang resmi, tidak hanya kami," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, dikutip dari CNN, Senin (11/11/2024), harga bitcoin melonjak menjelang pemilihan presiden alias pilpres AS pada Selasa (5/11/2024).
Baca Juga: Mengapa Harga Bitcoin Meroket Pasca Trump Terpilih Jadi Presiden AS? Ini Pemicunya