kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tertekan Faktor Eksternal, Rupiah Diproyeksi Melemah pada Perdagangan Senin (30/10)


Senin, 30 Oktober 2023 / 05:55 WIB
Tertekan Faktor Eksternal, Rupiah Diproyeksi Melemah pada Perdagangan Senin (30/10)
ILUSTRASI. Warga mengantri saat berlangsungnya penukaran uang baru pada mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Selasa(19/4/2022). Tertekan Faktor Eksternal, Rupiah Diproyeksi Melemah pada Perdagangan Senin (30/10).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi kembali melemah pada awal pekan depan. Faktor eksternal masih menjadi penekan pergerakan rupiah.

Akhir pekan kemarin, rupiah mencatat pelemahan 0,13% ke level  Rp 15.939 per dolar Amerika Serikat (AS). Secara mingguan, mata uang Garuda ini melemah 0,42%.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, mengatakan, pelemahan tersebut karena tingginya outflow dari dalam negeri yang memukul rupiah ke level pelemahan dalam 3,5 tahun terakhir.

"Dampak dari penguatan dolar karena membaiknya ekonomi di tengah tingginya inflasi dan suku bunga, bersamaan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/10).

Baca Juga: Melempem 0,42% dalam Sepekan, Berikut Prediksi Kurs Rupiah Sepekan ke Depan

Untuk pekan depan, prospek kenaikan suku bunga dan atau mempertahankan suku bunga tinggi akan tetap digaungkan The Fed, ditambah lagi supporting dari fundamental. Pekan depan penguatan dolar juga dinilai masih terbuka seiring rangkaian event penting, seperti rapat bank sentral Jepang, The Fed dan Inggris.

"Selain itu, data yang dinanti pasar perihal tingkat lapangan kerja Amerika," sambungnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, sentimen geopolitik di Timur Tengah juga masih menjadi penekan rupiah. Sebab, hal tersebut mendorong kenaikan harga minyak global.

Menurutnya, rupiah merupakan mata uang yang paling terdampak lantaran sentimen cenderung mengarah kepada risk-on di pasar keuangan Asia. Pergerakan rupiah diperkirakan cenderung sideways terutama karena para investor menunggu arah dan sinyal dari pertemuan FOMC yang akan berlangsung pada 31 Oktober-1 November.

Baca Juga: Perbaikan PDB AS Dikhawatirkan Perkuat Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed

"Rupiah berpotensi melemah terbatas, yang didorong oleh ekspektasi kenaikan data ketenagakerjaan AS, ADP Employment Change sehingga diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.900 - Rp 16.000 per dolar AS," jelasnya. 

Adapun Nanang memprediksi pelemahan rupiah juga masih berlanjut. Menurutnya, ruang penguatan dolar di akhir pekan akan berdampak pada rupiah, sehingga diperkirakan akan berada pada Rp 15.880 - Rp 16.090 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×