Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Semester I lalu, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) membukukan pendapatan Rp3,08 triliun. Angka ini naik 29% jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp2,39 triliun.
Tapi, beban penjualan naik 40,17% jadi Rp230,15 miliar dari sebelumnya Rp164,19 miliar. Kondisi ini membuat bottom line perusahaan tertekan. Alhasil, di semester I 2013, laba bersih CSAP tercatat Rp32,09 miliar atau turun 20,47% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp40,35 miliar.
"Laba kami turun, itu karena kenaikan upah minimum karyawan," tukas Idris H. Widjajakusuma, Corporate Secretary CSAP, saat kegiatan halal bi halal bersama media, Kamis (29/8).
Memang jika mengacu pada laporan keuangan perusahaan, beban gaji karyawan menjadi salah satu kontributor terbesar beban penjualan CSAP. Beban gaji ini naik 44,93% menjadi Rp101,13 miliar pada semester I tahun ini, dari sebelumnya Rp69,78 miliar pada periode semester I 2012.
Kendati demikian, manajemen belum memiliki rencana melakukan efisiensi karyawan, atau pun merevisi target omzetnya hingga akhir tahun nanti. Catatan saja, CSAP membidik omzet Rp6 triliun hingga akhir 2013.
Guna mencapai target, CSAP fokus pada penjualan produk-produk fast moving baik untuk jenis industri maupun rumah tangga. Adapun contoh produk fast moving industri itu adalah; semen dan cat. Sementara jenis fast moving rumah tangga itu seperti sapu, box plastik, dan masih banyak lagi.
Tapi, ke depannya, manajemen bakal menggenjot penjualan barang-barang impor demi mengejar marjin yang lebih tinggi. Sebenarnya, selama ini CSAP sudah menjual beberapa produk impor, namun kontribusinya terhadap pendapatan masih terbilang kecil, hanya 20%.
Untuk memperkuat penjualan produk impor ini, perusahaan dihadapi dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Untuk jangka panjang, CSAP akan menggenjot ekspansi dan penjualan lebih agresif baik melalui CSAP sendiri maupun beberapa anak usahanya.
"Kami berharap, visi misi kami untuk menjadi perusahaan nasional terdepan di bidang distribusi dan ritel terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara bisa tercapai," pungkas Idris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News