kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tertekan 23,09%, IDX Value 30 masih menarik jadi acuan


Senin, 07 September 2020 / 06:40 WIB
Tertekan 23,09%, IDX Value 30 masih menarik jadi acuan
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, Indeks IDX Value 30 (IDXV30) tercatat menurun paling dalam diantara indeks saham lainnya. Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) IDXV30 sudah tertekan hingga 23,09%. Sebagai perbandingan, sejak awal tahun IHSG juga tercatat melemah hingga 16,82%.

Asal tahu saja, IDXV30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi harga yang rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.

Walau menjadi indeks yang tertekan sejak awal tahun, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengamati IDXV30 masih menarik dijadikan acuan.

" Menggunakan indeks ini sebagai acuan dalam melakukan value investing," jelas Hendriko ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (06/9).

Baca Juga: Indeks Kompas100 dan IDXV 30 terimbas sektor perbankan dan konsumer yang loyo

Lebih lanjut, ia menjelaskan, IDXV30 sebenarnya sempat mengalami peningkatan sejak pasar tertekan karena pandemi Covid-19 bulan Maret yang lalu. Akan tetapi, beberapa saham seperti BSDE, PNLF, dan PNBN masih lagging dan menahan laju pergerakan indeks.

Menurutnya hal ini wajar terjadi. Walau bervaluasi murah investor akan cenderung berhati-hati di tengah kondisi seperti sekarang. Investor akan mencermati segi kesehatan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian.

Investor juga akan mempertimbangkan ulang beberapa perusahaan yang memiliki peningkatan risiko bisnis dalam cash flow dan penggunaan utang untuk capital structure.

Asal tahu saja, di tengah mayoritas konstituen indeks yang menurun, ada beberapa saham yang tercatat masih menguat sejak awal tahun. Penguatan paling tinggi dicatatkan oleh PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang menguat 92,59% year to date (ytd) menjadi Rp 312.

Setelahnya disusul  PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) menguat 11,69% ytd menjadi Rp 8.600. Untuk PT United Tractors Tbk (UNTR) tercatat juga menguat 7,32% ytd menjadi Rp 23.100.

Melihat penguatan ini, Hendriko bilang selain ditopang oleh valuasi yang murah, kenaikan harga ketiganya didorong oleh posisi keuangan yang baik seperti cash flow operation yang masih positif serta manajemen utang yang tergolong masih cukup rendah.

Selain ketiga saham yang menguat itu, Hendriko juga melihat BBNI, BSDE, dan ADRO juga menarik untuk dilirik karena masih berada pada valuasi yang cukup murah dengan upside yang cukup tinggi. Ketiganya juga memiliki prospek bisnis yang menjanjikan serta posisi keuangan yang kuat.

Ia pun merekomendasikan ADRO buy on breakout Rp 1.180 hingga Rp 1.200. BBNI buy on weakness Rp 5.200 hingga Rp 5.250. Sementara untuk BSDE wait and see dikisaran pergerakan Rp 650 hingga Rp 805.

Baca Juga: Indeks IDX Value30 terkoreksi karena minim sentimen

Adapun Analis Panin Sekuritas  William Hartanto cenderung menjagokan tiga saham yang masih menguat sepanjang tahun, seperti BULL dengan target harga Rp 340, UNTR dengan target harga Rp 25.000 hingga Rp 27.000, dan INKP dengan target harga Rp 9.200 hingga Rp 10.000.

"Ketiganya masih bisa melanjutkan penguatan, hal ini dikarenakan pertumbuhan laba yang masih solid di masa pandemi membuat mereka dipandang sebagai saham defensif," ungkapnya, Minggu (6/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×