Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona dan sempat berhentinya aktivitas ekonomi telah menekan kinerja komoditas industri logam mulia. Tercatat, sepanjang semester satu kemarin, seluruh komoditas logam industri mencatatkan kinerja negatif.
Kinerja logam industri kompak terpukul selama tiga bulan pertama. Selepas Maret, secara perlahan kinerja tembaga, timah, ataupun nikel mulai kembali membaik
Dari ketiga komoditas tersebut, tembaga menjadi komoditas logam industri yang mencatatkan kinerja terbaik selama enam bulan kemarin.
Baca Juga: Nikel jadi komoditas logam industri yang paling terpukul akibat virus corona
Merujuk Bloomberg, mengawali tahun ini harga tembaga di London Metal Exchange berada di level US$ 6.174 per metrik ton. Sementara pada akhir semester I-2020 justru turun di level US$ 6.015 per metrik ton. Artinya, harga tembaga terkoreksi hingga 2,57%.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan faktor yang menyebabkan harga tembaga tidak terkoreksi terlalu dalam adalah kembali melonjaknya permintaan terhadap tembaga. Hal ini seiring dengan kembali menggeliatnya produksi kendaraan listrik serta dibukanya lockdown di beberapa negara.
“Dengan mulai kembali beroperasinya manufaktur di berbagai negara, bahkan di China rilis data manufakturnya mengalami peningkatan. Meski masih di bawah 50, indikasinya ke depan masih akan kembali mengalami peningkatan, sehingga harga tembaga pun ikut terkerek naik,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).
Kondisi serupa juga dialami oleh timah yang mencatatkan kinerja tidak banyak berbeda dengan tembaga.
Mengutip, Bloomberg, harga timah di London Metal Exchange berada di level US$ 17.175 per metrik ton. Lalu, pada akhir Juni kemarin berada di level US$ 16.722 per metrik ton. Dengan demikian, harga timah terkoreksi 2,64% sepanjang enam bulan kemarin.
Ibrahim menjelaskan, kondisi fundamental timah tidak banyak berbeda dengan fundamental tembaga. Tertekan imbas dari pandemi virus corona, namun cukup terdongkrak oleh pelonggaran lockdown dan dibukanya kembali aktivitas ekonomi.