Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga emas berjangka turun pada dua hari perdagangan terakhir, setelah mencetak angka tertinggi sejak 27 Februari 2013. Pasar masih menunggu, apakah kesepakatan atas skema bailout Siprus benar-benar menghilangkan risiko gagal bayar.
Harga emas untuk pengiriman Juni di Commodity Exchange turun 0,07% menjadi US$ 1.606,8 per ons troi, Senin (25/3) pukul 16.12 WIB. Harga masih merambat turun pada perdagangan sore.
Siprus dalam pembahasan yang cukup alot, Senin (25/3) dinihari, akhirnya berhasil mengamankan paket bailout senilai € 10 miliar dari bank sentral Eropa (ECB) dan Dana Moneter Internasional (IMF). Keberhasilan ini sekaligus menghindari kebangkrutan.
Analis dan Peneliti Senior Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar mengatakan, kesepakatan tersebut mendongkrak euro sehingga investor menurunkan permintaan atas aset- aset safe haven, termasuk emas. Akibatnya, harga emas tertekan. "Ini sifatnya lebih ke sentimen risiko," kata Ariana, Senin (25/3).
Analis Soegee Futures Nizar Hilmy menambahkan, investor kini memainkan dana mereka di aset-aset berisiko, salah satunya saham, sehingga permintaan emas turun. Perubahan pola investasi ini karena tanda-tanda perbaikan ekonomi dunia.
Nizar mengakui, sebenarnya harga emas saat ini memang mendapat sentimen positif dari China. Permintaan emas fisik di China yang merupakan konsumen emas terbesar dunia menopang harga emas. Tapi, efeknya tidak sebesar kesepakatan bailout Siprus. "Saya rasa dalam waktu yang lama harga emas mungkin akan kehilangan pamor, harganya akan terkonsolidasi dan susah untuk naik lagi," kata Nizar.
Ariana memperkirakan, tekanan yang terjadi pada harga emas saat ini hanya akan berlangsung dalam dua sampai empat hari. Ariana meramalkan, harga emas dalam sepekan ke depan akan bergerak di kisaran US$ 1.596 -US$ 1.635 per ons troi. Adapun, Nizar memprediksikan, harga emas sepekan ke depan akan bergerak di kisaran US$ 1.580-US$ 1.610 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News