Reporter: Abdul Basith Bardan, Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Per kuartal I-2020, PTBA mencatatkan volume penjualan batubara sebesar 6,8 juta ton, naik 2,1% dari pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6,6 juta ton. Meski demikian, volume produksi PTBA terkontraksi sekitar 2,8% yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi khususnya pada awal tahun.
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan menilai, konsumsi batubara akan turun di kuartal kedua 2020 karena pandemi Covid-19. Meilki memperkirakan, target konsumsi batubara domestik yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 155 juta ton tidak akan tercapai tahun ini. Proyeksi dia, konsumsi batubara domestik untuk 2020 hanya sebesar 140 juta ton.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) diyakini masih bisa bertahan di tengah kemerosotan harga batubara
Hal ini akan mempengaruhi volume penjualan PTBA. Ia memprediksi produksi batubara PTBA hingga akhir 2020 hanya sebesar 28,4 juta ton dan 28,8 juta ton untuk proyeksi 2021. Adapun rasio pengupasan (stripping ratio) PTBA untuk tahun ini diperkirakan sebesar 4,8 kali dan naik menjadi 5,1 kali pada 2021.
“Adapun proyeksi volume penjualan sebesar 28 juta ton untuk 2020 dan 28,9 juta ton untuk 2021. Harga jual rata-rata atau average selling price sebesar Rp 693.971 per ton untuk 2020 dan Rp 742.341 per ton untuk akhir 2021,” ujar Meilki.
Baca Juga: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Optimistis Memenuhi Target
Meski demikian, Meilki masih merekomendasikan beli saham PTBA dengan target harga hingga Desember 2020 sebesar Rp 2.900. Ada dua alasan utama kenapa saham PTBA masih menarik, yakni prospek jangka panjang dari diversifikasi bisnis serta konsumsi batubara domestik pada tahun 2020 yang bisa lebih tinggi dari tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News