Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan harga batubara yang terjadi, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mampu mencetak laba bersih. Emiten pertambangan batubara ini mengantongi laba bersih Rp 903,24 miliar. Jumlah ini menyusut 20,5% bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,13 triliun.
Pada triwulan pertama 2020, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun atau turun 4,01% secara year-on-year (yoy). PTBA menjadi satu-satunya emiten pertambangan pelat merah yang masih mencetak laba bersih. Sebab, kedua emiten yang juga tergabung dalam holding pertambangan MIND ID, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS) membukukan kerugian sepanjang tiga bulan pertama 2020.
Baca Juga: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Optimistis Memenuhi Target
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan mengatakan, jika melihat harga batubara dunia yang sudah menurun sekitar 20% secara year-to-date (ytd), PTBA diperkirakan masih mampu mencetak laba bersih yang positif hingga akhir tahun. “Namun besarannya saya perkirakan akan turun sekitar 12% secara year-on-year di 2020,” ujar Meilki kepada Kontan.co.id, Kamis (16/7).
Melansir laporan keuangan, per akhir Desember 2019 PTBA membukukan laba bersih Rp 4,1 triliun. Dengan demikian, maka proyeksi laba bersih PTBA dari NH Korindo Sekuritas untuk tahun 2020 sebesar Rp 3,5 triliun.
Melki melanjutkan, dari sisi permintaan, PTBA masih diuntungkan dibandingkan emiten batubara lain. Hal ini karena eksposur penjualan PTBA terhadap pasar domestik masih cukup tinggi. Meilki mengatakan, sekitar 65% penjualan batubara PTBA diserap pasar domestik. “Jadi, dampak penurunan volume penjualan akibat pandemi tetap ada, namun penurunannya tidak seekstrem emiten dengan mayoritas penjualan ekspor,” sambung dia.
Baca Juga: Ada Covid-19, Bukit Asam (PTBA) klaim proyek strategis masih berjalan sesuai rencana
Per kuartal I-2020, penjualan batubara PTBA ke pasar domestik mencapai Rp 3,34 triliun atau 65,2% dari total pendapatan. Pendapatan terbesar kedua merupakan hasil penjualan ke India dengan total Rp 651,05 miliar atau 12,7% dari pendapatan.
Dengan pertimbangan tersebut, Meiki merekomendasikan beli (buy) saham PTBA dengan target harga Rp 2.900 hingga Desember 2020. Pada perdagangan hari ini (16/7), saham PTBA ditutup terkoreksi 1,40% ke level Rp 2.120 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News