kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terjun 2,14%, IHSG Masih Rawan Koreksi pada Kamis (6/6)


Rabu, 05 Juni 2024 / 20:52 WIB
Terjun 2,14%, IHSG Masih Rawan Koreksi pada Kamis (6/6)
ILUSTRASI. IHSG terperosok hingga 2,14% atau turun 151,64 poin ke angka 6.947,67 pada penutupan perdagangan Rabu (5/6).


Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dalam sehari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok hingga 2,14% atau turun 151,64 poin ke angka 6.947,67 pada penutupan perdagangan Rabu (5/6). IHSG diproyeksikan rawan koreksi lagi dengan support di angka 6.926 dan resistance di level 7.031 pada Kamis (6/6).

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menyebut, IHSG tertekan oleh aksi jual selektif pada sejumlah saham tambang di sektor energi dan barang baku.

Secara psikologis, informasi berkenaan salah satu saham energi besar di Indonesia yang gagal masuk dalam indeks FTSE Large Cap memicu aksi jual pada saham tersebut dan saham-saham energi, termasuk barang baku.

Sektor energi juga dinilai terpengaruh oleh spekulasi akan permintaan energi dari India yang termasuk sebagai negara konsumen terbesar batubara global. Hal tersebut beriringan dengan hasil pemilu di India dengan terpilihnya kembali Narendra Modi menjadi Perdana Menteri India, meski dengan kemenangan yang lebih rendah dari perkiraan.

Baca Juga: IHSG Merosot ke 6.947 Rabu (5/6), Masih Ada Net Buy Asing di Saham BBCA, TLKM, ASII

Dari data ekonomi, indeks sektor jasa di Tiongkok dan Jerman menunjukkan kenaikan di Mei 2024. Sementara indeks sektor jasa di Euro Area masih relatif solid di periode yang sama.

Pasar di Eropa khususnya masih menantikan keputusan pemangkasan suku bunga acuan European Central Bank (ECB) pada Kamis (6/6),” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Rabu (5/6).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyampaikan, pelemahan IHSG akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang masih berada pada pemantauan khusus full call auction (FCA) serta tertundanya emiten tersebut untuk masuk ke dalam Financial Times Stock Exchange (FTSE) 100.

Dengan penurunan ke bawah support 6.958, Herditya menyebut, koreksi IHSG masih rawan berlanjut dengan support di angka 6.926 dan resistance di level 7.031 pada Kamis (6/6). Di lain sisi, IHSG berpeluang menguat kembali ke area 7.1747.230 apabila IHSG masih mampu berada di atas support 6.760.

Baca Juga: Sejak Masuk FCA, Kapitalisasi Pasar Barito Renewables (BREN) Hangus Rp 511,66 Triliun

Selain BREN dan rupiah, pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh sentimen global. Investor tetap konsisten mencermati kebijakan moneter The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuan.

Herditya mencermati saham ACES dengan target harga Rp 860Rp 885, MIDI berkisar di level Rp 428Rp 434, dan UNIQ di harga Rp 560Rp 580.

Selain itu, secara teknikal, dirinya juga mencermati pada saham-saham yang tergabung dalam sektor kesehatan (IDX Health) dan sektor keuangan (IDX Finance).

Sedangkan, menurut Alrich, saham-saham blue chip konvensional terutama bank menarik diperhatikan. Hal tersebut didasari saham-saham BBCA, BBRI dan BBNI, termasuk TLKM dan ASII menjadi penopang IHSG dari potensi pelemahan lebih dalam di Rabu (5/6).

Selain saham-saham di atas, Alrich juga menjagokan saham JSMR dan SIDO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×