Reporter: Wahyu Tri Rahmawati, Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuknya saham PT Barito Renewables Energy (BREN) ke Papan Pemantauan Khusus Tahap Kedua atau full periodic call auction (FCA) masih ramai menjadi buah bibir para pelaku pasar saham Indonesia. Pasalnya, sejak masuk FCA pada 29 Mei 2024, harga saham BREN terus mentok auto rejection bawah (ARB) versi FCA yang sebesar 10% per hari.
Lihat saja hari ini harga saham BREN kembali turun 10% ke Rp 7.425 per saham, Rabu (5/6). Harga saham BREN telah jatuh 34% dari level tertinggi sepanjang masa di angka Rp 11.250 per saham yang tercatat pada Rabu (22/5) lalu.
Saat itu, nilai kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp 1.505,02 triliun. BREN telah jauh melewati kapitalisasi pasar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang berada di Rp 1.161,82 triliun di hari yang sama.
Tapi setelah libur panjang akhir pekan libur dan cuti bersama Waisak, saham BREN terkena suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Mei 2024 karena peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Baca Juga: Batal Masuk FTSE, Saham BREN Kembali ARB di sesi I Perdagangan Rabu (5/6)
BEI membuka suspensi saham BREN mulai perdagangan sesi I tanggal 29 Mei 2024. Saat suspensi dibuka, saham BREN sekaligus masuk ke FCA.
Pada perdagangan Rabu (29/5) ketika masuk FCA, harga saham BREN turun mentok ARB 10%. Harga saham BREN mentok ARB dalam tiga hari perdagangan berturut-turut.
Tetapi, pekan ini pergerakan saham BREN masih volatile. Apalagi setelah FTSE batal memasukkan saham Grup Barito ini ke FTSE Global Equity Index.
Alhasil, nilai kapitalisasi pasar BREN terus jatuh hingga hangus Rp 511,66 triliun dalam enam hari saja. Pada hari ini, nilai kapitalisasi pasar BREN hanya Rp 993,36 triliun.
Penurunan nilai kapitalisasi pasar alias market capitalization (market cap) BREN ini setara dengan 4,37% dari total market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang mencapai Rp 11.684 triliun pada Rabu (5/6).
Dalam keterangannya, FTSE Russell sedang mengevaluasi apakah Papan Pemantauan Khusus Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu dimasukkan ke dalam bagian Pemantauan Saham dari Aturan Dasar Indeks TFSE Geis atau tidak.
Baca Juga: Menyoal Transparansi Sistem FCA di Bursa (Bagian II)
Sementara peninjauan kelayakan efek di Papan Pemantauan khusus berdasarkan kriteria Surveillance Stock Screen berlangsung, FTSE Russell akan menunda pemberlakukan peninjauan indeks sampai pengumuman berikutnya.
"Barito Renewables Energy tidak lagi dimasukan dalam peninjauan kuartalan pada Juni 2024. Sebelumnya BREN akan masuk dalam FTSE GEIS Large Cap," tulis pengumuman FTSE Rusell, Selasa (4/6).
Rencananya, BREN akan masuk dalam indeks FTSE dengan kategori kapitalisasi saham besar. Memang evaluasi konstituen masih bisa terjadi sampai dengan 7 Juni 2024.
Pasalnya, evaluasi kuartalan Juni 2024 baru akan berlaku pada penutupan perdagangan 21 Juni 2024 dan resmi efektif pada 24 Juni 2024. Ke depan, FTSE akan mengumumkan rebalancing berikutnya pada 23 Agustus 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News