kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Terangkat FOMO, aset kripto berpotensi ditinggal investor ketika pasar tertekan dalam


Senin, 17 Mei 2021 / 20:24 WIB
Terangkat FOMO, aset kripto berpotensi ditinggal investor ketika pasar tertekan dalam
ILUSTRASI. Masyarakat berbondong-bondong beralih ke aset kripto seiring janji potensi imbal hasil yang tinggi.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto kini menjadi instrumen investasi yang tengah naik daun. Masyarakat berbondong-bondong beralih ke aset kelas yang satu ini seiring menjanjikan potensi imbal hasil yang tinggi. 

Badan Pengawas dan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sempat menyebutkan jumlah investor aset kripto per Maret 2021 sudah menyentuh 4,45 juta investor. Padahal, pada akhir tahun lalu, jumlahnya masih 2,5 juta investor. 

Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat lonjakan investor pada aset kripto tidak terlepas dari faktor ikut-ikutan atau fear of missing out (FOMO). Di satu sisi, hal ini bisa terjadi karena kemungkinan investor merasa tidak lagi mudah untuk mendapatkan keuntungan dari pasar modal.

“Karakteristik investor yang sebatas ikut-ikutan, tentu saja umumnya tidak terlalu paham akan cara kerja maupun karakteristik aset investasi tersebut. Jadi, berinvestasi lebih didorong karena ingin ikut mendapatkan imbal hasil yang tinggi, pada akhirnya pun spekulatif,” kata Budi kepada Kontan.co.id, Senin (17/5).

Baca Juga: Minat terhadap aset kripto makin tinggi, bursa kripto catat kenaikan volume transaksi

Sementara pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai, lonjakan jumlah investor dan nilai transaksi pada aset kripto didorong oleh euforia masyarakat terhadap aset kripto yang satu ini. Dia menyebut, kondisi ini serupa seperti kondisi pasar saham pada beberapa bulan yang lalu.

Menurutnya, jika bicara euforia seperti ini, umumnya banyak investor yang masuk karena spekulasi dan having fun untuk mencari keuntungan yang lebih besar. Namun, ada juga yang masuk karena ikut apa yang sedang ramai dan jadi tren.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mengeluarkan peringatan kepada investor terkait dengan maraknya investasi di aset kripto. Masyarakat diminta lebih hati-hati ketika memilih aset kripto, karena underlying ekonominya tidak jelas. 

Belum lagi, aset kripto termasuk komoditas yang memiliki fluktuasi nilai yang sewaktu-waktu dapat naik dan turun sehingga masyarakat harus paham dari awal potensi dan risikonya sebelum melakukan transaksi aset kripto.

Baca Juga: Investor Baru, Hati-hati Fenomena "Pom-pom"



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×