Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dinilai secara jangka panjang akan diuntungkan dengan adanya Sovereign Wealth Fund (SWF) serta potensi divestasi ruas tolnya. Hanya saja, tingkat utang yang tinggi menghantui emiten ini untuk mengambil proyek jalan tol di masa yang akan datang
Analis Panin Sekuritas Restu Pamungkas dalam risetnya pada 21 Oktober menuliskan, secara fundamental, JSMR diuntungkan oleh adanya SWF. Hal tersebut akan berdampak positif untuk JSMR ke depannya seiring potensi SWF yang dapat mendorong JSMR melakukan asset recycling, dengan melakukan divestasi anak usaha ke beberapa investor asing.
“Melalui keberadaan SWF, investor asing jadi lebih mudah dan memiliki pilihan untuk berinvestasi langsung ke proyek infrastruktur JSMR. Hal ini tentu akan memperkuat permodalan JSMR ke depannya,” tulis Restu dalam risetnya.
Di samping itu, JSMR sendiri telah melakukan asset recycling berupa divestasi atau pelepasan investasi pada anak usaha yaitu jalan tol Jalan Tol JORR W2 Utara Ulujami - Kebon Jeruk melalui PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) senilai Rp788,7 miliar (14% saham).
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) mulai nikmati lagi kenaikan volume lalu lintas harian
Restu menyebut, hal Ini berdampak positif pada nilai marjin laba bersih JSMR, yang tercatat meningkat ke 15,2% di semester I-2021 dibanding 2,4% pada semester I-2020.
Selain itu, adanya percepatan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah saat ini mendorong kembalinya kegiatan fisik pemulihan ekonomi hingga akhir 2021. Restu menilai investasi infrastruktur akan kembali meningkat pasca kasus Covid-19 melandai dan PPKM yang mulai dilonggarkan.
Lebih lanjut, optimisme pemerintah dalam melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan tol akan menjadi fokus pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang akan terealisasi di 2022-2024.
Secara umum, Restu melihat, JSMR secara jangka panjang akan diuntungkan dengan potensi untuk menghasilkan pendapatan berulang pasca beroperasinya ruas jalan tol baru. Selain itu, terdapat juga peluang kerja sama sebagai penyedia lahan infrastruktur fiber optic dalam jangka panjang. Ditambah lagi. potensi divestasi ruas tol akan mendukung struktur permodalan perseroan.
Namun, di satu sisi ia juga menilai masih ada risiko yang membayangi prospek JSMR ke depan. Pertama, sumber pendapatan JSMR mayoritas berasal dari segmen tol, sehingga ketika adanya peningkatan kasus Covid19 di Indonesia akan terdampak pada volume trafik jalan tol dan akan mempengaruhi nilai marginnya.
Kedua, JSMR memiliki tingkat utang yang cukup tinggi. Tercatat, pada semester I-2021, tingkat utang JSMR sebesar 2,97x, yang dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk mengambil proyek jalan tol baru.
“Kami menyimpulkan outlook yang netral untuk JSMR. Oleh karena itu, kami merekomendasikan hold saham JSMR dengan target harga Rp 4.100 per saham yang mengimplikasikan EV/EBITDA sebesar 11,6x,” ujar Restu.
Selanjutnya: Bakal bawa anak usaha IPO, ini persiapan yang dilakukan Jasa Marga (JSMRG)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News