Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melemah terbatas di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (28/2). Sentimen penekan rupiah masih seputar arah suku bunga global.
Analis Senior Bank Mandiri Reny Eka Putri menyampaikan, rupiah melemah karena menjelang akhir bulan, pasar lebih cenderung mencermati data-data eksternal.
Dia melihat, pasar merespons komentar bernada hawkish dari Federal Reserve. Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa The Fed harus menunda penurunan suku bunga setidaknya beberapa bulan lagi (higher for longer).
Reny menuturkan, investor kini sedang menantikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulanan Amerika Serikat (AS) dan data estimasi kedua yaitu Pajak Domestik Bruto (PDB) kuartal keempat 2023.
Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, Pergerakan Rupiah Lebih Dipengaruhi Oleh Aliran Modal Asing
Selanjutnya, investor juga sedang menantikan penjualan rumah baru dan tertunda, harga rumah Case-Shiller, lalu purchasing manager indeks (PMI) Chicago, Indeks Manufaktur Fed Dallas, dan perkiraan awal penjualan grosir serta neraca perdagangan barang.
“Data-data ekonomi AS ini akan mempengaruhi pergerakan valas terutama terkait dengan pergerakan indeks dolar,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (28/2).
Reny menambahkan bahwa dari kawasan Eropa, akan ada laporan penting yang akan dirilis minggu ini. Sejumlah data yang akan dirilis misalnya inflasi dan tingkat lapangan kerja yang akan dirilis untuk Zona Euro, serta negara-negara utama seperti Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol.
Baca Juga: Ini Sentimen yang Menyeret Pelemahan Rupiah di Hari Ini (28/2)
Selain itu, tingkat inflasi tahunan di Kawasan Euro diperkirakan akan turun menjadi 2,5% pada bulan Februari 2024, dengan tingkat inflasi inti yang juga diperkirakan turun menjadi 2,9%. Adapun angka tersebut merupakan angka terendah sejak 22 Februari 2024.
Tak hanya itu, aliran dana asing yang keluar juga dapat menjadi sentimen negatif bagi rupiah di tengah minimnya rilis data domestik.
Reny memproyeksi, rupiah berpotensi bergerak dalam rentang Rp 15.622 per dolar AS-Rp 15.690 per dolar AS, pada perdagangan hari ini, Kamis (29/2).
Rabu (28/2), rupiah spot ditutup melemah 0,30% ke level Rp 15.692 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,21% ke level 104.05.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News