Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Selain itu, Nikolas bilang, emas umumnya digunakan sebagai aset investasi dan perhiasan, sementara perak hampir sebagian besar digunakan untuk industri. Dengan kebijakan seperti new-normal, serta beberapa negara yang melonggarkan lockdown secara agresif seperti China dan Italia, permintaan perak pun ikut terdorong dan menjaga stabilitas harga perak pada kuartal II-2020.
"Ada sedikit restart industri dari kebijakan lockdown sejak awal tahun, jadi permintaan perak perlahan mulai kembali. Ditambah lagi sentimen kenaikan emas sebagai logam mulia acuan membuat harga perak terus menanjak," tambahnya.
Hingga Maret 2020, Nikolas menyebut, kebutuhan perak untuk industri elektronik di dunia sudah mencapai 88% dari total kebutuhan untuk industri elektronik di 2019. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa permintaan perak untuk industri bisa saja melampaui capaian 2019.
Baca Juga: Harga emas spot naik ke US$ 1.930,78 per ons troi, Kamis (13/8) pagi
Sudah masuk tren bullish
Namun, dia juga mengingatkan bahwa beberapa hal tetap harus diwaspadai, seperti harga perak yang sudah naik cukup tinggi. Hal tersebut bisa menjadi penghalang bagi industri untuk melakukan pembelian perak, apalagi selama masa pandemi kekuatan konsumen sedikit mengalami pelemahan.
Nikolas menambahkan bahwa di kuartal I-2020, permintaan perak dalam bentuk koin dan batangan sudah melampaui permintaan yang tercatat di 2019. Bahkan, harga perak sudah masuk dalam tren bullish sejak harga berhasil tembus US$ 21,2 per ons troi.
"Untuk jangka pendek menengah, harga perak bisa saja mengalami riak-riak (terkoreksi) mengikuti harga emas dan pergerakan dollar AS terhadap aset investasi," ungkapnya.