kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tempatkan semua aset di deposito, kinerja reksadana Bahana Liquid Prority Fund moncer


Senin, 01 Oktober 2018 / 21:01 WIB
Tempatkan semua aset di deposito, kinerja reksadana Bahana Liquid Prority Fund moncer
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Taruh seluruh aset di deposito membuat reksadana Bahana Liquid Priority Fund tempati urutan pertama dalam daftar kinerja reksadana pasar uang.

Hingga kuartal III-2018, kinerja reksadana pasar uang masih memimpin. Berdasarkan data Infovesta Utama per Jumat (28/9) indeks reksadana pasar uang yang tercermin dalam Infovesta Money Market Fund mencatatkan pertumbuhan kinerja 2,96%.

Tercatat reksadana Bahana Liquid Priority Fund milik Bahana TCW Investment Management berkinerja paling tinggi dengan return 6,65% sejak awal tahun.

Direktur Bahana TCW Investment Management, Soni Wibowo mengatakan isi portofolio reksadana Bahana Liquid Priority Fund di September 2018 sebanyak 100% di deposito. Pertimbangan menaruh semua aset di deposito karena suku bunga dalam tren naik.

"The Fed dan BI masih akan menaikkan suku bunga hingga pertengahan tahun depan, oleh sebab itu posisi portofolio akan penuh berisi deposito," kata Soni, Senin (1/10).

Selain itu, obligasi jangka pendek yang kurang dari setahun saat ini sulit memberikan tambahan return di kala suku bunga naik. 

Sekadar informasi, pada Agustus 2018 isi portofolio reksadana ini sempat terdiri dari 60% tabungan deposito dan 40% obligasi kurang dari satu tahun.

Di tengah maraknya katalis positif bagi reksadana pasar uang, Soni mengatakan katalis negatif yang mungkin terjadi dan menggangu kinerja reksahana pasar uang bisa datang dari perang dagang AS dan China yang berpotensi berakibat lebih buruk dari perkiraan semula. 

Hal ini bisa membuat ekonomi dunia melambat yang pada akhirnya membuat The Fed dan BI tidak perlu menaikkan suku bunga lagi.

Hingga akhir September, Soni mengatakan dana kelolaan reskadana masih minim sekitar Rp 30 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×