Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa pada hari Jumat (16/8) karena pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Dolar melemah karena meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve pada bulan September. Selain itu, ketegangan di Timur Tengah meningkatkan permintaan emas batangan.
Harga emas spot melonjak 2,08% ke US$ 2.508,01 per ons troi hingga tutup pasar Jumat (16/8) atau Sabtu (17/8) pagi waktu Indonesia. Ini adalah rekor penutupan tertinggi harga emas sepanjang masa. Harga emas bahkan menyentuh rekor US$ 2.509,74 sebelum tutup pasar. Dalam sepekan, harga emas spot melesat 3,15%.
Harga emas kontrak Desember 2024 di Commodity Exchange melonjak 1,82% ke US$ 2.537,80 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka AS ini terbang 2,60%.
Indeks dolar turun 0,4% dan membukukan kerugian minggu keempat. Pelemahan dolar AS membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang non-dolar AS.
Baca Juga: Bank Sentral China Terbitkan Kuota Baru Impor Emas
"Emas melonjak ke titik tertinggi baru sepanjang masa dan menembus US$ 2.500 setelah dua minggu perdagangan yang sangat bergejolak karena para investor akhirnya memaksakan kehendak mereka," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York kepada Reuters.
"Perhatian sekarang akan beralih ke Jackson Hole dan pidato Ketua Fed Powell seminggu dari hari ini untuk memberikan pandangan yang lebih rinci tentang bentuk pemotongan suku bunga yang akan datang," imbuh Wong
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidato tentang prospek ekonomi Jumat depan, hari pertama penuh simposium ekonomi tahunan Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming.
Rilis indeks harga produsen dan indeks harga konsumen bulan Juli minggu ini mengindikasikan inflasi mereda. Penurunan inflasi dapat membuat The Fed melanjutkan rencana pemotongan suku bunga 25 basis poin bulan depan.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik ke US$2.462,82 Jumat (16/8) Sore, Menuju Kenaikan Mingguan
Presiden Fed Bank of Chicago Austan Goolsbee mengatakan ekonomi AS tidak menunjukkan tanda-tanda terlalu panas. Jadi pejabat bank sentral harus berhati-hati dalam mempertahankan kebijakan restriktif lebih lama dari yang diperlukan.
"Perselisihan geopolitik yang sedang berlangsung dan potensi eskalasi yang dapat melibatkan Iran, dan perang di Ukraina, semua faktor tersebut berkontribusi terhadap permintaan emas sebagai aset safe haven," kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins.
Emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Semua logam mulia membukukan kenaikan harga mingguan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News