kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembaga mencatat rekor terendah sejak 2009


Selasa, 12 Januari 2016 / 17:30 WIB
Tembaga mencatat rekor terendah sejak 2009


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tembaga semakin kusam di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi China serta potensi naiknya suku bunga The Fed. Untuk pertama kali sejak 2009, tembaga diperdagangkan di bawah US$ 4.400 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/1) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik tipis 0,1% menjadi US$ 4.389 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Kenaikan harga tembaga terjadi setelah logam industri ini mencatat level terendah sejak 2009 yakni di US$ 4.387 per metrik ton pada awal pekan ini. Sedangkan dalam sepekan terakhir, tembaga anjlok 5,51%.

Andri Hardianto, Pengamat Komoditas mengatakan, turunnya harga tembaga lantaran terseret oleh beberapa sentimen negatif.

Pertama, data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yakni Non-Farm Employment Change bulan Desember 2015 naik menjadi 292.000 dari sebelumnya 252.000 serta berada di atas proyeksi 203.000. Kenaikan data tersebut memperkuat spekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga kembali pada Maret mendatang.

Imbasnya, nilai tukar dollar AS naik dan menekan harga tembaga. "Pelaku pasar semakin yakin dekatnya kenaikan suku bunga The Fed sehingga membuat harga komoditas jatuh termasuk tembaga," papar Andri.

Kedua, pelemahan mata uang China yakni yuan serta jatuhnya bursa saham di negeri Tiongkok turut menambah kekhawatiran pelaku pasar. Maklum, China mengkonsumsi 45% dari total konsumsi tembaga di seluruh dunia.

Dengan jatuhnya yuan, pelaku pasar khawatir tidak akan ada pembelian baru untuk tembaga. "Kejatuhan yuan membuat komoditas impor semakin mahal," lanjut Andri.

Di samping itu, pelaku pasar komoditas khawatir jika Bank Sentral China (PBoC) akan terus melakukan kebijakan pelemahan yuan hingga di atas angka pelemahan tahun lalu yang mencapai 4,5%. Andri berharap data neraca perdagangan China yang dirilis Rabu (13/1) dapat memberi sentimen positif bagi tembaga untuk jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×