Reporter: Diba Amalia Haritz | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Senin (8/8), tembaga menguat 1,94% dari sesi sebelumnya ke level US$ 4.829 per metrik ton pukul 11.53 waktu Shanghai. Tembaga sempat melemah pada Jumat (5/8) di level US$ 4.789, terendah sejak 11 Juli 2016. Akan tetapi, harga tembaga Senin (8/8) tergerus 1,08% dibandingkan pekan lalu (1/8).
Riset dan Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto memprediksi bahwa harga tembaga masih akan menguat. Andri memprediksi bahwa harga tembaga untuk esok dan pekan ini masih memiliki ruang untuk menguat.
Andri berpendapat, neraca perdagangan China yang menunjukkan rapor hijau membawa optimisme pasar akan data-data ekonomi yang akan dirilis lainnya. “Saat ini pasar tengah menunggu data inflasi dan industrial production dari China,” kata Andri. Data industrial production sangat dinantikan oleh pasar minggu ini mengingat baiknya neraca perdagangan China.
Pasar memprediksi produksi industri China akan tumbuh sebesar 6,2%.“Apabila data industrial production berhasil di atas prediksi pasar, bukan tidak mungkin harga tembaga akan terus meningkat,” tambah Andri.
Bahkan, berbagai katalis positif yang berdampak bagi kenaikan suku bunga Amerika pun akan dapat terkalahkan jika produksi industri China berhasil di atas 6,2% jika dikaitkan dengan sentiment bagi harga tembaga. Namun, menurut Andri apabila data aktual produksi industri. yang dirilis China meleset dari perkiraan, maka harga komoditas tembaga pun dapat tertekan.
Dari segi analisis teknikal, Andri mengungkapkan bahwa harga tembaga bergerak di bawah moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Hal tersebut Sedangkan relative strength index(RSI) berada di area netral pada level 50,4 sehingga cenderung naik. Indikator stochastic memiliki kecenderungan naik dan berada di level 66,8.
Kemudian, moving average convergence divergence (MACD) berada pada 7,4 di area positif memiliki pola uptrend. Andri menduga harga tembaga besok akan berkisar di level US$ 4.785 – US$ 4.830 per metrik ton. Sedangkan untuk sepekan ke depan, Andri memprediksi harga komoditas Mr Copper ini akan berkisar pada US$ 4.780 – US$ 4.880 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News