Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) merealisasikan tukar guling PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel dengan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Aksi tersebut ditandai dengan jalinan kerjasama yang diteken kemarin, Jumat (10/10).
Hardi Wijaya Liong, Chief Executive Officer TBIG, mengatakan, berdasarkan perjanjian, TBIG akan menukar 290 juta saham atau 5,7% saham baru TBIG dengan 49% saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) milik TLKM. Selain itu, TLKM juga memiliki opsi menukarkan 51% sisa saham Mitratel dengan 472,5 juta saham baru TBIG dalam jangka waktu dua tahun.
Dengan demikian, TLKM akan memiliki 13,7% saham TBIG. Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso, kepada KONTAN, kemarin mengatakan, nilai transaksi tersebut mencapai Rp 11,06 triliun.
Jika menengok nilai transaksi ini, artinya setiap saham TBIG dihargai Rp 14.511 per saham. Padahal harga rata-rata TBIG selama tiga bulan sebelum transaksi Rp 8.062 per saham.
Dalam rilis TLKM menyebutkan, akan menerima pembayaran dalam bentuk kas. Nilainya, maksimum Rp 1,74 triliun. Tapi fulus tersebut baru diberikan jika Mitratel dapat menggapai target pencapaian tertentu yang telah disepakati.
Baik pihak TBIG dan TLKM tak menyebutkan target Mitratel yang harus dicapai. "Telkom ingin mendapatkan manfaat melalui investasi di sektor tersebut dan hal ini dapat diwujudkan melalui kepemilikan yang signifikan di TBIG ," ujar Arif Wibowo, Vice President Public Relations TLKM dalam rilis.
TLKM beranggapan, kerjasama dengan TBIG ini bisa meningkatkan tenancy ratio menara milik Mitratel, sehingga akan memberikan manfaat bagi industri menara secara keseluruhan
TBIG berharap, transaksi ini bisa kelar di kuartal IV-2014. Setelah menyelesaikan pertukaran saham tahap awal, TBIG akan memegang kendali manajemen dan konsolidasi Mitratel dalam laporan keuangan. TLKM menunjuk Barclays jadi penasehat keuangan eksklusif.
Analis menilai, aksi ini menguntungkan TBIG dan merugikan TLKM. Menurut Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, TLKM menjual Mitratel dengan harga diskon.
Namun, harga TBIG justru sangat mahal. Dia beranggapan, TLKM mestinya bisa mendapat 25% TBIG. "Perusahaan sendiri dinilai murah, perusahaan lain mahal," kata dia.
Sebelumnya, aksi ini menghadapi rintangan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang menilai TLKM merupakan aset negara. Kiswoyo berharap, aksi ini bisa dihadang di DPR. Sekadar mengingatkan, pemilik TBIG adalah Saratoga, korporasi milik Sandiaga Uno.
Namun, Kepala Riset Bahana Securities Harry Su menilai, pengaruh transaksi tersebut baru terasa jika pengambilan TBIG mencapai 13,7%. Dia menilai, meski utang TBIG terbilang besar, TLKM tak akan menanggung terlalu besar. Sebab, porsi kepemilikan saham TLKM di TBIG terbilang kecil. Harry masih merekomendasikan beli saham TLKM di harga Rp 3.350 per saham.
Kemarin, harga saham TBIG naik 4,73% ke Rp 8.300 dan harga TLKM turun 0,89% di Rp 2.775. Kiswoyo menyarankan, investor jual TLKM di harga Rp 2.500 dan jual TBIG jika sudah menyentuh harga Rp 9.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News