Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) bakal menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II senilai Rp 700 miliar. Penerbitan surat utang dengan jumlah pokok dilakukan dalam tiga seri.
Antara lain, seri A senilai Rp 205 miliar dengan kupon 9,25% per annum dan tenor satu tahun. Lalu, seri B diterbitkan senilai Rp 256 miliar dengan kupon 9,5% per annum dan jangka waktu tiga tahun. Serta, seri C senilai Rp 110 miliar dengan kupon 10,65% per annum dan tenor lima tahun.
Sisa dari jumlah pokok yang ditawarkan sejumlah Rp 129 miliar dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort). Kepastian jumlah obligasi yang ditawarkan dengan kesanggupan terbaik akan diumumkan oleh perseroan selambat-lambatnya pada tanggal pencatatan di BEI.
Obligasi akan melakukan masa penawaran 11 Oktober 2016. Untuk penjatahan dan pencatatan di BEI dijadwalkan 12 Oktober dan 17 Oktober 2016. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi yakni PT Bahana Securities dan PT Indo Premier Securities.
Head of Fixed Income Indommitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan obligasi Tiphone akan menarik bagi investor karena menawarkan kupon tinggi. Namun, surat utang ini juga berisiko tinggi karena hanya menggenggam peringkat A.
"Bila investor dapat menerima risiko tersebut, maka tentu obligasi Tiphone akan menarik," ujar Nico, Jakarta, Senin (10/3).
Selain itu, dana hasil obligasi Tiphone juga akan digunakan untuk modal kerja. Nico memperkirakan bisnis telekomunikasi masih berkembang ditopang maraknya produksi handphone smartphone yang terus membanjiri pasar.
Kemudahan pembelian handphone melalui sistem kredit serta peralihan gaya hidup di tengah masyarakat juga akan menopang pertumbuhan Tiphone.
"Meskipun ada penurunan daya beli, namun di tengah masyarakat saat ini handphone untuk gaya hidup. Bukan lagi sebagai keinginan, namun sebuah kebutuhan," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News