kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.794   37,00   0,22%
  • IDX 8.646   36,29   0,42%
  • KOMPAS100 1.197   8,91   0,75%
  • LQ45 860   6,19   0,73%
  • ISSI 309   1,58   0,51%
  • IDX30 440   1,54   0,35%
  • IDXHIDIV20 513   2,02   0,39%
  • IDX80 134   0,88   0,66%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 141   0,83   0,59%

Kontrak Baru Hingga Ekspansi Bisnis Bengalon, Bikin Saham Darma Henwa (DEWA) Menarik


Selasa, 23 Desember 2025 / 05:55 WIB
Kontrak Baru Hingga Ekspansi Bisnis Bengalon, Bikin Saham Darma Henwa (DEWA) Menarik
ILUSTRASI. Emiten DEWA (Dok/DEWA)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) terus naik. Senin (22/12/2025), harga saham DEWA naik 5,5% di level 575 per saham. Kenaikan ini melanjutkan tren kenaikan harga DEWA yang mencapai 387,29% secara year to date. 

Analis HP Sekuritas Irsyandy Hanief dalam riset 19 Desember 2025 memaparkan, prospek pertumbuhan DEWA yang semakin solid ini sejalan dengan adanya pipeline kontrak baru dan meningkatnya visibilitas kinerja ke depan. Perusahaan ini menargetkan pengambilalihan penuh operasi tambang di lokasi Bengalon milik KPC setelah kontrak subkontraktor berakhir pada akhir tahun buku 2025, dengan rencana pengosongan lokasi pada kuartal I-2026.

Manajemen DEWA mengungkapkan perusahaan ini menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 1 triliun pada 2026 untuk pengadaan 30–35 unit truk baru serta penyesuaian lokasi operasi guna mendukung armada tambang berbasis kendaraan listrik (EV). Proses transisi diperkirakan memakan waktu sekitar enam bulan untuk pembersihan dan pembangunan ulang, sebelum operasi penuh berjalan dengan dukungan sekitar 790 tenaga kerja baru.

Baca Juga: Darma Henwa (DEWA) Peroleh Fasilitas Kredit dari BCA Senilai Rp 1 Triliun

Selain Bengalon, DEWA juga tengah mengejar peluang kontrak lainnya, termasuk satu kontrak dari Arutmin serta dua peluang di luar ekosistem KPC–Arutmin. Manajemen memperkirakan setiap tambahan kapasitas pengupasan lapisan tanah penutup (overburden/OB) sebesar 50 juta bcm akan membutuhkan capex peralatan sekitar Rp 3,4 triliun – Rp 4 triliun.

Untuk mendukung ekspansi tersebut, DEWA tengah mengevaluasi berbagai instrumen pendanaan jangka pendek serta menjajaki pembiayaan melalui sindikasi pinjaman. Langkah ini ditujukan untuk memperkuat likuiditas, baik untuk modal kerja maupun belanja modal, seiring dengan meningkatnya fleksibilitas neraca keuangan melalui proses reklasifikasi ekuitas yang sedang berjalan.

Dari sisi kinerja, visibilitas pendapatan DEWA dinilai semakin jelas seiring potensi kemenangan kontrak baru. Proyeksi ke depan didukung oleh asumsi volume pengupasan OB yang lebih tinggi, yakni sekitar 158–164 juta bcm pada periode 2026–2027. Hal ini mendorong kenaikan proyeksi pendapatan, meskipun peningkatan capex peralatan diperkirakan membatasi kenaikan margin laba secara signifikan.

Sementara itu, proses reklasifikasi ekuitas DEWA terus berlanjut. Penyesuaian saldo rugi ditahan telah memperoleh persetujuan prinsip dan kini tengah dalam tahap peninjauan bersama oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan auditor eksternal. OJK mencatat nilai penyesuaian selisih kurs sebesar Rp 2,2 triliun, naik dari estimasi sebelumnya Rp 2,1 triliun. Manajemen optimistis persetujuan final dapat diperoleh, dengan target penyelesaian bersama proses penurunan nilai aset non-produktif pada kuartal IV 2025.

Manajemen menilai langkah-langkah ini akan memperkuat fleksibilitas jangka panjang DEWA dan membuka peluang aksi korporasi ke depan, seperti penerbitan obligasi untuk pendanaan ekspansi maupun pembagian dividen guna meningkatkan kepercayaan investor.

Sejalan dengan prospek tersebut, Irsyandy memberi rekomendasi beli (buy) atas saham DEWA tetap dipertahankan dengan target harga yang dinaikkan menjadi Rp 750 per saham dari sebelumnya Rp 500. Target ini mencerminkan potensi kenaikan sekitar 40% dan didukung oleh perbaikan neraca keuangan, percepatan pertumbuhan, serta prospek pemulihan kinerja DEWA dalam jangka panjang.

Baca Juga: ​Emiten Ramai Buyback Saham, Ini Prospek KLBF, DEWA, dan AMRT Menurut Analis

Hitungan Irsyandy, DEWA bisa mencatatkan pendapatan sebesar Rp 7,23 triliun di tahun depan dengan laba bersih sebesar Rp 503,2 miliar. Proyeksi kinerja tersebut menurun dari  asumsi sebelumnya yang memperkirakan pendapatan dan laba bersih di 2026 sebesar Rp 6,52 triliun dan Rp 515,5 miliar. 

Di tahun 2027, pendapatan dan laba bersih DEWA akan kembali melejit masing-masing sebesar Rp 8,19 triliun dan Rp 706,4 miliar. 

Selanjutnya: Tablet Murah yang Bawa RAM 8 GB, Xiaomi Pad 7 Siap Menemani Aktivitas Anda

Menarik Dibaca: Tablet Murah yang Bawa RAM 8 GB, Xiaomi Pad 7 Siap Menemani Aktivitas Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×