kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,44   -19,05   -2.06%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan Rupiah Makin Kuat, Rupiah Bisa ke Level Rp 15.000?


Minggu, 19 Juni 2022 / 15:49 WIB
Tekanan Rupiah Makin Kuat, Rupiah Bisa ke Level Rp 15.000?


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam perdagangan pekan lalu. Analis memprediksi, rupiah bisa menyenggol level Rp 15.000 per dolar AS di akhir tahun nanti.

Pada perdagangan Jumat (17/6), kurs rupiah spot melemah 0,39% atau di level Rp 14.825 per dolar. Hal yang sama terjadi di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah ditutup melemah 0,58% ke Rp 14.828 per dolar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah mengalami tekanan yang cukup hebat pada perdagangan akhir pekan lalu.

"Tekanan datang seiring dengan kecemasan pasar dalam negeri soal lonjakan terinfeksi covid-19 yang kembali merebak. Hal ini di jadikan kekhawatiran soal kebijakan yang kemungkinan ditempuh otoritas melalui PPKM," ucap Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (17/6).

Baca Juga: Pasar Keuangan Diperkirakan akan Fluktuatif ke Depan, Imbas Tren Kenaikan Suku Bunga

Senada, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede nilai tukar rupiah cenderung melemah ke level Rp 14.800 per dollar, terimbas penguatan dollar AS terhadap mata uang utama.

Nanang mengatakan pelaku pasar yang sebelumnya lebih banyak terfokus pada kebijakan the Fed kini akan menyikapi perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang belakangan naik lagi.

"Munculnya subvarian BA.4 dan BA.5 dari varian Omicron telah menjadi perhatian pasar dan juga bagi pemerintah. Ini memicu kekhawatiran akan ditingkatkan kembali pembatasan mobilitas yang pada akhir terdampak bagi pertumbuhan perekonomian. Apalagi inflasi cenderung meningkat," ujar Nanang.

Pasca kenaikan suku bunga The Fed akan menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Indonesia untuk mengambil langkah sama. Mengingat tren dari inflasi yang mulai menunjukan peningkatan. Penantian dari keputusan BI atas suku bunga acuan akan ada pengaruh atas rupiah.

Sementara, Josua mengatakan penguatan dollar masih dipengaruhi langkah kebijakan bank sentral global seperti bank sentral AS, Swiss, dan Inggris yang juga menaikkan suku bunga acuannya.

"Sentimen kenaikan suku bunga Fed masih mempengaruhi risk-off sentiment di pasar keuangan global. Selain sentimen Fed, pelemahan rupiah pada minggu ini juga dipengaruhi oleh harga komoditas CPO di pasar global yang turun sekitar 12% di pekan lalu meskipun harga CPO masih tercatat naik 10,5% year to date (ytd)," ucap Josua.

Nanang mengatakan, dari sisi teknikal rupiah masih berpotensi melemah. Ia memprediksi ruang pelemahan bisa mencapai Rp 14.974 dan di akhir tahun akan mencapai level Rp 15.000 per dolar AS.

Sementara, Josua menuturkan, meskipun inflasi di Indonesia diperkirakan akan berada di atas level 4% hingga akhir tahun ini, BI akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya pada semester II tahun 2022 ini.

Ia memperkirakan hingga akhir tahun ini BI akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya sebesar 50 bps-75 bps dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Sementara dalam jangka pendek ini, BI tetap berada di pasar dan mengoptimalkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui triple intervention di pasar spot USD/IDR, DNDF dan pasar SBN.

Nanang menjelaskan, jika terus menerus rupiah mengalami pelemahan maka ada kemungkinan akan mengganggu bisnis perusahaan.

"Apalagi perusahaan yang sangat berkaitan dengan fluktuasi dolar. Pelemahan yang makin dalam rupiah, membuat perusahaan harus berpikir lebih matang untuk membayar utang dengan pengembalian secara dollar, pembelian bahan baku secara impor. Ini akan menjadi beban operasional bagi perusahaan dan profit perusahaan pun akan menurun," ucap Nanang.

Baca Juga: Tekanan Kurs Rupiah Diperkirakan Mereda Pada Perdagangan Senin (20/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×