kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan pada NIM masih kuat, simak rekomendasi analis untuk sektor perbankan


Minggu, 29 Juli 2018 / 17:20 WIB
Tekanan pada NIM masih kuat, simak rekomendasi analis untuk sektor perbankan
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia (BI)


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

Namun, Alfred secara terus terang menyebut bahwa kondisi pasar saat ini masih hanya akan berpihak pada saham-saham bank first-liner, yakni BMRI, BBCA, BBRI, dan BBNI. "Selama IHSG masih bergerak di bawah 6.000, lebih baik prioritaskan saham bank-bank itu," kata dia.

Alfred sendiri memilih menjagokan BMRI sebagai top-stock di sektor perbankan saat ini. Selain valuasinya yang terbilang murah, BMRI mengalami lompatan pertumbuhan laba bersih di kuartal-II 2018 yang lebih tinggi daripada peers-nya.

"BMRI juga mengalami perbaikan kualitas kredit, NPL turun sehingga pencadangan juga ikut turun dan karena itu laba bersih terdongkrak," ujar Alfred.

Untuk itu, Alfred memberi rekomendasi buy BMRI dengan target harga Rp 8.520 dan proyeksi price to book value (PBV) sebesar 2 kali. Proyeksinya, BMRI akan terus memangkas NPL nya hingga berada di bawah 3% pada akhir tahun nanti dan ini bakal berdampak ke kenaikan harga sahamnya.

Sementara, Taye menjadikan BBCA dan BBNI sebagai saham bank unggulannya. Dia memberi rekomendasi buy dan memasang target harga Rp 26.400 untuk saham BBCA, serta Rp 9.470 untuk saham BBNI.

Dengan menyematkan outlook netral pula untuk sektor perbankan hingga akhir tahun, Gilang memilih BMRI dan BBRI sebagai saham pilihan utama. "Kami melihat kedua emiten ini akan mampu mempertahankan pertumbuhan pendapatannya," ujar dia.

Gilang merekomendasikan beli saham BMRI dan BBRI dengan target harga masing-masing Rp 7.800 dan Rp 3.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×