kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan jual IHSG tinggi, ini saran dari analis


Kamis, 20 Juni 2013 / 14:57 WIB
Tekanan jual IHSG tinggi, ini saran dari analis
ILUSTRASI. Agresif merupakan perilaku mengancam yang ditujukan kucing kepada seseorang, kucing, atau hewan lainnya.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Di sesi perdagangan I hari ini (20/6), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 2,94% menjadi 4.665,24. Lantas, bagaimana peluang indeks di sesi II? Berikut pandangan analis mencermati peluang indeks pada sesi II.

Analis Henan Putihrai Aset Manajemen Hendra Julius menilai, IHSG sesi II akan kembali tertekan dan sulit bangkit dari zona merah. Pemicunya adalah, pengumuman kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang masih belum ada kejelasan.

"Tekanan masih akan tinggi. Kemungkinan IHSG masih akan naik atau turun," jelas Hendra mengutarakan proyeksinya kepada KONTAN, Kamis (20/6). Hendra memperkirakan, indeks akan berada pada kisaran support 4.599-4.621 dan resisten di 4.705-4.766.

Jika mix price, IHSG berpeluang ditutup di atas 4.702, maka kemungkinan indeks masih dapat bergerak ke zona hijau pada lanjutan perdagangan selanjutnya. Namun, lanjut Hendra, jika IHSG ditutup di bawah 4.702, ada kemungkinan indeks terkoreksi lebih dalam.

Untuk saham yang disarankan oleh Hendra adalah, saham TLKM, LSIP, BWPT, SIMP, IMAS  dan juga MPPA. "Tetapi, saya sarankan untuk wait and see dulu, sebelum masuk pasar. Tunggu sampai ada perlawanan baru beli. Kalau beli harga sekarang, dikhawatirkan akan ada koreksi lanjutan," terang Hendra.

Senada dengan analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo. Ia mengungkapkan, tekanan jual asing masih mendominasi transaksi IHSG. Tekanan jual asing dominan pasca pengumuman The Fed tadi malam, yang mengkonfirmasi program pembelian obligasi US$ 85 miliar per bulan (QE3), namun Bernanke juga memberikan sinyal adanya pengurangan sejumlah stimulusnya mulai akhir tahun ini.

Menurut Satrio, tekanan jual asing itu membuat sejumlah saham terkoreksi, terutama sektor perbankan dan saham sejumlah sektor yang didominasi oleh kepemilikan asing. Satrio memperkirakan, tekanan jual asing sampai akhir sesi II nanti akan mencapai Rp 1,2 triliun-Rp 1,5 triliun.

Karena itulah, Satrio memperkirakan, indeks akan bergerak pada support 4.650-4.675, namun jika gagal bertahan, indeks mampu menembus 4.610. Untuk saham yang dapat diperhatikan, Satrio merekomendasikan diantaranya saham TLKM, UNVR, INTP, SMGR, PGAS, ICBP, ASRI, BSDE, SMMA, WIKA dan juga ADHI.

"Sebaiknya investor memilih saham yang pergerakannya baik sejak di kuartal I. Investor juga harus mencari harga di level yang baik. Sebaiknya saat ini wait and see dulu, karena harga saat ini belum bagus. Tunggu hingga bottom price terlihat jelas dan tekanan jual menurun," ungkap Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×