kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan dolar AS bikin kurs rupiah melemah 0,94% dalam sepekan


Jumat, 25 September 2020 / 19:20 WIB
Tekanan dolar AS bikin kurs rupiah melemah 0,94% dalam sepekan
ILUSTRASI. Setelah melemah tiga hari berturut-turut, rupiah pada Jumat (25/9) berhasil ditutup menguat terhadap dolar AS.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil mengakhiri sesi perdagangan pekan ini dengan membalikkan keadaan. Setelah melemah tiga hari berturut-turut, rupiah pada Jumat (25/9) berhasil ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah berhasil terapresiasi 0,12% ke level Rp 14.873 per dolar AS. Kendati demikian, dalam sepekan, rupiah masih mencatatkan pelemahan sebesar 0,94%. Berbeda dengan keadaan pasar spot, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) justru ditutup melemah tipis 0,01% ke Rp 14.951 per dolar AS. Sementara jika dihitung dalam sepekan, mata uang Garuda ini tercatat melemah 1,24% di kurs Jisdor.

Faisyal, analis Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan rupiah pada hari ini lebih karena aksi profit taking pelaku pasar di tengah isu pembahasan stimulus AS oleh partai Demokrat. Kendati demikian, dalam sepekan dia menilai sentimen yang menerpa rupiah justru sentimen negatif.

“Dolar AS secara fundamental masih kuat dan jadi primadona investor dalam beberapa hari terakhir. Hal ini dipicu oleh optimisme pelaku pasar mengenai kondisi ekonomi di AS. Di satu sisi, ketidakpastian akan kelanjutan stimulus di AS dan pernyataan gubernur The Fed yang cenderung hawkish semakin menguatkan posisi dolar AS,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (29/5).

Baca Juga: Terus tertekan, begini prediksi pergerakan rupiah selanjutnya

Sementara Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, pelemahan rupiah juga tidak terlepas dari sentimen dalam negeri yang menekan kinerja mata uang Garuda. Hal ini lantas membuat investor merombak portfolio dan menghindari investasi jangka pendek.

“Isu-isu seperti penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi pemerintah di kuartal ke III-2020 sampai isu resesi ekonomi masih menghantui. Sentimen negatif akibat diperpanjangnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga menurunkan proyeksi terhadap pemulihan ekonomi hingga akhir tahun,” kata Bhima.

Selain itu, Bhima menyebut pelaku pasar saat ini justru pesimistis terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari penanganan Covid19 di Indonesia yang tak kunjung optimal tercermin dari jumlah kasus positif yang selalu bertambah di atas 4.000 orang tiap harinya.

Baca Juga: IHSG melemah 2,24% sepekan, ini sebabnya

Bhima menilai tren negatif rupiah berpotensi berlanjut pada perdagangan pekan depan. Ia menghitung rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.900 per dolar AS-Rp 15.100 per dolar AS. Sementara hitungan Faisyal, rupiah akan berada di kisaran Rp 14.650 per dolar AS-Rp15.300 per dolar AS untuk sepekan ke depan. 

“Pada pekan depan akan ada rilis data mengenai payroll di AS serta pidato para pemimpin bank sentral di berbagai belahan dunia,” pungkas Faisyal.

Baca Juga: Fundamental tertekan, rupiah berpotensi menembus level Rp 15.000 per dolar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×