CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Fundamental tertekan, rupiah berpotensi menembus level Rp 15.000 per dolar AS


Jumat, 25 September 2020 / 17:32 WIB
Fundamental tertekan, rupiah berpotensi menembus level Rp 15.000 per dolar AS
ILUSTRASI. Dalam sepekan, kurs rupiah spot masih melemah 0,94%.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) makin menekan kurs rupiah. Rupiah melemah dalam beberapa hari terakhir kendati pada perdagangan hari ini, Jumat (25/9) berhasil ditutup menguat.

Mata uang Garuda ini ditutup menguat 0,12% ke level Rp 14.873 per dolar AS di pasar spot. Penguatan ini memutus rantai pelemahan rupiah yang sudah terjadi selama tiga hari berturut-turut. Meski demikian, disinyalir fundamental rupiah saat ini masih cukup mengkhawatirkan dan tertekan. Dalam sepekan, kurs rupiah spot masih melemah 0,94%.

Kurs referensi Jisdor di Bank Indonesia (BI) menunjukkan posisi rupiah pada Rp 14.951 per dolar AS, melemah tipis 0,001% dalam sehari. Dalam sepekan, kurs Jisdor melemah 1,24%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebut saat ini dolar AS secara fundamental masih kuat dan jadi primadona investor. Hal ini dipicu oleh optimisme pelaku pasar mengenai kondisi ekonomi di AS. Di satu sisi, ketidakpastian akan kelanjutan stimulus di AS dan pernyataan gubernur Federal Reserve yang cenderung hawkish semakin menguatkan posisi dolar AS.

Baca Juga: Bangkit, rupiah ditutup menguat 0,11% ke Rp 14.873 per dolar AS pada hari ini (24/9)

“Belum lagi lonjakan kasus positif virus corona masih terus terjadi baik secara global maupun di dalam negeri. Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diperpanjang turut memperparah kondisi rupiah belakangan ini,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (25/9).

Secara umum, Faisyal mengamati sikap pasar saat ini mempunyai kemiripan dengan kondisi ketika virus corona sedang parah-parahnya pada kuartal II-2020. Menurut dia, pelaku pasar tengah memburu dan memegang safe haven yang bersifat likuid, yakni dolar AS. Inilah yang pada akhirnya menguatkan kurs dolar AS dan secara bersamaan harga emas terus turun.

Dengan kondisi tersebut, Faisyal menilai peluang rupiah untuk menembus Rp 15.000 per dolar AS terbuka cukup lebar. Pasalnya, sentimen positif yang mungkin mengangkat kinerja rupiah dalam waktu dekat masih minim.

“Tren negatif ini kemungkinan akan berlanjut seiring politik di AS yang semakin tidak jelas jelang pemilu. Kekhawatiran terhadap kondisi Indonesia mungkin berlanjut seiring minggu depan akan ada rilis data inflasi yang diperkirakan Indonesia justru mengalami deflasi,” tambah Faisyal.

Baca Juga: IHSG menguat 2,13% pada Jumat (25/9) tapi masih turun 2,24% dalam sepekan

Jika level Rp 15.000 sampai tertembus, Faisyal menyebut level resistance berikutnya yang akan diuji rupiah adalah level Rp 15.200 per dolar AS. Namun, Faisyal optimistis BI akan segera mengambil langkah intervensi ketika rupiah menembus level psikologis Rp 15.000 per dolar AS.

Secara umum, Faisyal menyebut kondisi rupiah yang kurang baik pada akhirnya membuat mata uang Garuda ini juga relatif tertekan ketika dipasangkan dengan mata uang lain. Seperti dengan dolar Singapura, euro, maupun poundsterling. Pasalnya, dari segi ekonomi dan penanganan covid-19 Indonesia relatif kurang baik.

Dengan kondisi saat ini, Faisyal menyarankan para pemegang dolar AS untuk tetap menahannya. Aksi jual baru optimal ketika rupiah mendekati atau level Rp 15.000 per dolar AS. “Jangan terlalu berharap lebih tinggi dari Rp 15.000 karena ada potensi intervensi dari BI. Sementara untuk yang mau beli dolar AS, sebaiknya tunggu ketika harganya sudah kembali berada di level Rp 14.600 per dolar AS-Rp 14.700 per dolar AS,” pungkas Faisyal.

Baca Juga: Harga minyak menuju pelemahan bulanan pertama untuk Brent walau menguat pada hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×