Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Rupiah terus merosot. Kurs rupiah melemah 0,83% ke level 12.261 di pasar spot pada jumat (27/12) dibanding hari sebelumnya. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,36% ke level 12.260.
Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang Bank Mandiri mengatakan, rupiah pada akhir pekan lalu masih tertekan kekhawatiran pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia, khususnya menjelang rilis data inflasi dan neraca perdagangan pada pekan ini. Selain itu, masih tingginya aliran dana keluar dari pasar modal juga menekan rupiah. Beruntung, tekanan tersebut sedikit teredam oleh sepinya aktivitas perdagangan menjelang tahun baru 2014.
Kepala Riset dan Analisis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah di pekan lalu masih dipicu oleh sentimen negatif pemangkasan stimulus moneter Amerika Serikat (AS) meski pemangkasannya tipis. Data ekonomi AS yang dirilis positif pada pekan lalu, menimbulkan ekspektasi tapering akan terus ditambah pada 2014. "Tidak ada sentimen positif yang mendorong rupiah. Kecuali data yang akan dirilis pada 2 Januari mendatang mengenai neraca perdagangan dan inflasi," kata Ariston.
Rully memperkirakan, Senin ini, kemungkinan besar rupiah akan kembali melemah di kisaran 12.100-12.380. Selain masih dipicu oleh isu pengurangan stimulus moneter AS, pelemahan tersebut masih akan dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi di dalam negeri.
Ariston memprediksi, secara teknikal, rupiah masih menunjukkan pelemahan dan bergerak di kisaran 12.200-12.280. Secara fundamental, rupiah masih akan bergerak melemah akibat efek dari isu tapering.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News