Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Performa produk reksadana pasar uang cenderung netral di awal tahun ini. Kondisi pasar yang masih wait and see menjadikan reksadana pasar uang cocok sebagai tempat parkir dana sementara.
CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Putra melihat, prospek reksadana pasar uang secara keseluruhan masih cukup baik. Hal itu mengingat suku bunga masih belum dipangkas dalam waktu dekat.
“Tentunya, kebijakan suku bunga yang tetap dapat memengaruhi kinerja obligasi atau deposito bank sebagai aset portofolio,” kata Guntur kepada Kontan.co.id, Kamis (21/3).
Di sisi lain, meskipun ada ketidakpastian terkait kebijakan moneter, hal ini sebenarnya dapat menjadi alasan yang menarik untuk menyimpan dana sementara di reksadana pasar uang.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Reksadana dan Deposito
Menurut Guntur, investor mungkin akan memilih untuk menunggu kejelasan terkait arah suku bunga, sebelum membuat keputusan investasi yang lebih besar.
“Rata-rata investor yang menempatkan alokasi di reksadana pasar uang mementingkan tingkat likuiditas yang tinggi,” jelasnya.
Mengutip data Infovesta, kinerja indeks reksadana pasar uang cukup bertumbuh signifikan. Kumpulan produk reksadana pasar uang catatkan return sebesar 0,36% Month on Month (MoM) selama Februari, sementara return kinerjanya sebesar 0,78% year to date selama Januari dan Februari 2024.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi mengatakan, imbal hasil produk reksadana bisa lebih tinggi ataupun lebih rendah, terlepas dari suku bunga masih tetap bertahan. Sebagai contoh, suku bunga di akhir tahun tidak naik pun yield (imbal hasil) akan cenderung lebih tinggi karena kebutuhan mencari Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk pertahankan likuiditas.
Baca Juga: Tak Cuma Menawarkan Untung Merekah, Instrumen Ini Sesuai Prinsip Syariah
Kalau saat ini, Eri menilai, yield pasar masih cukup stabil sehingga kinerja obligasi dan deposito masih cenderung netral sebagai pendukung performa reksadana pasar uang. Walaupun suku bunga belum dipotong, namun tidak akan naik lagi.
“Periode sekarang ini tidak ada namanya ketidakpastian karena suku bunga sudah mencapai puncak,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/3).
Eri menuturkan, meski turunnya suku bunga tidak pasti, tapi arah Fed cukup jelas. Bank sentral AS tersebut tidak pernah menyatakan kapan waktu pemangkasan, melainkan pelaku pasar yang terlalu antusias menyambut suku bunga dipangkas lebih cepat.
Terlepas dari itu, Eri memaparkan bahwa reksadana pasar uang cocok untuk investor konservatif yang uangnya bisa dipakai sewaktu-waktu. Dan tentunya pas untuk investor yang lebih mementingkan keamanan dana daripada pertumbuhan.
Adapun produk unggulan reksadana kelas aset pasar uang kelolaan BPAM ialah Batavia Dana Kas Maxima. Produk ini dikelola dengan strategi mumpuni yang mengkombinasikan antara obligasi dan deposito dengan kualitas yang baik.
Baca Juga: Instrumen Investasi Kompak Naik, Ini Saran untuk Investor
Eri menjelaskan, produk Batavia Dana Kas Maxima menawarkan return menarik, namun tetap memperhatikan tingkat kesehatan dari aset portofolionya. Hingga saat ini, produk reksadana tersebut diklaim memiliki dana kelolaan sekitar Rp 11 triliun.
“Strateginya berimbang antara deposito dan obligasi. Pada saat ada yield menarik di obligasi atau time deposit, maka bagian itu kita akan perbanyak porsinya,” imbuh Eri.
Berdasarkan data Infovesta, produk Batavia Dana Kas Maxima hasilkan return sekitar 0,36%MoM di bulan Februari dan catatkan return sebesar 0,74% dari awal tahun 2024. Di sepanjang tahun 2023 lalu, Batavia Dana Kas Maxima hasilkan return sebesar 3,79% per tahun.
Sementara itu, Guntur menyebutkan, Pinnacle Money Market Fund merupakan produk unggulan Pinnacle dari kelas aset pasar uang. Imbal hasil yang didapatkan dari produk ini umumnya cukup rendah, namun cocok untuk investor yang mengutamakan keamanan modal dan likuiditas.
Baca Juga: Panin AM Catat AUM Rp 14,85 Triliun di Februari 2024
Strategi dalam mengelola produk ini yaitu mengoptimalkan strategi cash management, penempatan alokasi aset yang cermat dan selektif, dengan fokus pada instrumen pasar uang yang punya tingkat risiko rendah dan tingkat likuiditas tinggi.
“Dengan strategi ini, produk ini (Pinnacle Money Market Fund) dapat memberikan imbal hasil yang stabil dan konsisten,” ucap Guntur.
Di bulan Februari 2024, Pinnacle Money Market Fund catatkan return sebesar 0,42% MoM. Sedangkan imbal hasil sebesar 0,89%ytd dari awal tahun ini. Kalau di sepanjang tahun lalu, Pinnacle Money Market Fund hasilkan return sekitar 4,85% per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News