kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Instrumen Investasi Kompak Naik, Ini Saran untuk Investor


Jumat, 15 Maret 2024 / 21:36 WIB
Instrumen Investasi Kompak Naik, Ini Saran untuk Investor
ILUSTRASI. kocok ulang investasi saat sejumlah instrumen investasi naik


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah instrumen investasi di Tanah Air tengah mengalami kenaikan.

Berdasarkan data RTI Business, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengukur kinerja pasar saham Tanah Air baru saja mencapai rekor harga tertinggi alias All Time High (ATH). IHSG sempat mencapai 7.454,44 sebagai level ATH pada Kamis (14/3), sebelum akhirnya turun ke level 7.328.054 di penutupan Jumat (15/3).

Kripto juga terpantau terus rekor menembus level tertinggi. Mengutip Coinmarketcap, Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto kapitalisasi pasar terbesar mencapai level tertingginya di US$73.750 atau lebih dari Rp 1 miliar pada perdagangan Kamis (14/3). Kenaikan Bitcoin ini diikuti berbagai altcoin seperti Ethereum, Solana, hingga beberapa Meme Coin.

Awal pekan ini, harga emas juga berhasil mencatat level perdagangan tertinggi sepanjang masa di US$ 2.182,75 per ons troi pada Senin (11/3). Sejalan dengan penguatan tersebut, Emas Antam turut naik ke level tertinggi ke level harga Rp 1.210.000 per gram, Selasa (12/3).

Baca Juga: Aset Saham, Kripto, Emas Kompak Naik Ke Level Tertinggi di Pekan Kedua Maret 2024

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, kenaikan emas dan kripto terjadi secara global, bukan hanya di Indonesia.

“Sementara, pasar saham selalu menarik ketika suku bunga rendah dan rupiah menguat,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (15/3).

Budi melihat, di semester I 2024 IHSG bisa mencapai level 7.600 dan 8.000 di akhir tahun 2024.

Dengan kondisi pasar saat ini, Budi pun melihat sektor properti, dan otomotif, dan alat berat, selain sektor bank dan pembiayaan.

Meskipun begitu, Budi menyarankan investor untuk tetap waspada. Investor bisa menangkap bahwa aksi beli saham para direksi dan dewan komisaris sebagai berita baik.

“Sementara, jika para dewan komisaris menjual sahamnya, itu bisa jadi bad news, apalagi jika jualnya secara masif,” paparnya.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi mengatakan, investor saham saat ini cenderung mengalihkan portofolionya ke instrumen kripto. 

Namun, jika berinvestasi untuk jangka panjang, sebaiknya hindari terlalu sering melakukan switching, karena dapat menyebabkan bubble.

Baca Juga: IHSG Anjlok 1,42% ke 7.328, EMTK, BBNI dan BRPT Top Losers di LQ45, Jumat (15/3)

Meskipun IHSG sudah mencapai all-time high (ATH), investor perlu selektif dalam memilih perusahaan yang undervalued alias nilai saham lebih rendah dari seharusnya.

“Beberapa emiten bank dan kapitalisasi pasar besar memiliki potensi naik yang besar,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (15/3).

IHSG diproyeksikan Reza bisa mencapai di level 8.000 di akhir tahun 2024. Sentimen penggeraknya adalah Pilpres 2024, Pemilu Amerika Serikat (AS), pasar kripto yang bullish, dan pertumbuhan ekonomi yang masih transisi.

Reza pun menyarankan sejumlah strategi untuk para investor. 

Bagi investor konservatif, disarankan untuk mengalokasikan dana ke instrumen yang stabil dan berisiko rendah, seperti tabungan, deposito, reksadana pasar uang, dan obligasi. Porsi portofolionya, efek pasar uang sebesar 40%, emas 40%, dan efek surat utang 20%.

Bagi investor moderat, disarankan lebih berani dan menoleransi fluktuasi jangka pendek dengan memilih reksadana campuran dan obligasi. Porsi portofolionya, efek surat utang sebesar 50%, aset lain 30%, dan efek saham 20%.

Bagi investor agresif, disarankan untuk mengalokasikan dana ke saham, obligasi, dan reksadana pasar uang. Porsi portofolionya, efek saham sebesar 50%, efek surat utang 30%, dan instrumen lainnya 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×