Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) memprediksi reksadana pasar uang masih mencatatkan kinerja positif pada 2024. Hal itu berkaca pada Oktober 2023 lalu, di mana hanya produk-produk reksadana pasar uang yang mampu memberikan imbal hasil positif saat industri reksadana mengalami tekanan.
Head of Business Development Division HPAM, Reza Fahmi mengatakan, kinerja reksadana pasar uang berpotensi besar untuk bisa tumbuh positif di tahun ini, karena memiliki risiko yang paling rendah di antara jenis reksadana lainnya, meski pun memiliki potensi imbal hasil yang paling sedikit.
“Reksadana pasar uang cocok untuk investor yang mencari likuiditas dan keamanan nilai investasi,” ujar Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).
Baca Juga: Begini Prediksi Pasar Modal Indonesia pada Tahun Politik 2024
Reza menuturkan, reksadana pasar uang juga memiliki proyeksi return sekitar 4.75%-5.25% di tahun 2024. Asumsi yang digunakan adalah suku bunga pasar uang rata-rata sekitar 5%-5.5% dan inflasi sekitar 3.5%-4%.
Dia menyebutkan, bahwa beberapa faktor yang mendukung kinerja reksadana pasar uang adalah penawaran yang cukup dari penerbit, permintaan yang stabil dari investor, dan suku bunga pasar uang yang relatif stabil.
Selain itu, Reza menyebutkan, kinerja reksadana pasar uang pada tahun 2023 juga cukup baik, dengan indeks reksadana pasar uang naik sebesar 0.09% pada pekan terakhir Desember 2023. Sehingga menurutnya, pada tahun ini kinerja produk reksadana tersebut masih akan berlanjut tumbuh positif.
Dia menjelaskan, kinerja reksadana pasar uang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu, suku bunga pasar uang, likuiditas pasar, dan permintaan dari investor.
Baca Juga: Menakar Capres Favorit Pasar Modal Indonesia pada Pemilu 2024
“Tapi reksadana pasar uang memiliki keunggulan dalam hal likuiditas dan keamanan, karena dapat dicairkan kapan saja dan memiliki risiko yang rendah. Hal ini yang juga mendorong kinerjanya bertumbuh positif,” ujarnya.
Di sisi lain, Reza menjelaskan strategi investasi reksadana di Kuartal I-2024 ini, yaitu, tetap lakukan diversifikasi aset, yaitu menyebar investasi ke berbagai jenis reksadana, untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi imbal hasil.
Kemudian, memanfaatkan momentum pasar, yaitu memperhatikan perkembangan dan sentimen pasar, baik global maupun domestik, untuk menentukan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar dari investasi reksadana.
“Tak hanya itu, investor juga bisa sesuaikan dengan profil risiko, yaitu memilih jenis reksadana yang sesuai dengan toleransi dan kapasitas risiko masing-masing investor, serta tidak tergoda oleh imbal hasil yang tidak realistis,” tandas Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News