Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) group bisnis Tata Power berencana melepas seluruh kepemilikannya di PT Mitratama Perkasa (PTMP). Rencana penjualan ini dilakukan setelah ITMA diambil alih senilai US$ 1 dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Dalam keterbukaan informasi kepada publik hari ini, Selasa (25/2), manajemen ITMA bilang, perusahaan akan menjual 3.600 saham PTMP seharga US$ 120 juta yang tertuang dalam perjanjian jual beli bersyarat (CSPA). Jumlah saham yang dijual itu setara 30% kepemilikan ITMA pada PTMP.
Nah, ada yang menarik untuk dicermati dalam rencana transaksi ini. Perlu diketahui, lawan transaksi dari ITMA adalah Long Haul Holdings Ltd (LHH) yang merupakan kendaraan investasi dari Group Bakrie. Dalam transaksi ini, LHH akan bertindak sebagai pihak yang menunjuk pembeli saham PTMP.
Dengan kata lain, LHH akan jadi penghubung alias broker dari transaksi penjualan saham PTMP tersebut. Sementara itu, alasan manajemen ITMA menjual saham PTMP ini adalah, karena kondisi keuangan perseroan yang kembang kempis.
"Bila transaksi terealisasi, diharapkan mampu memberikan perseroan hasil investasi yang menguntungkan dalam waktu singkat," jelas keterangan yang tertera pada prospektus.
Untuk hasil penjualan, emiten ini akan menggunakannya untuk keperluan operasional secara umum atau membagikannya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Berdasarkan komposisi kepemilikan saham ITMA per 31 Januari 2014, saham mayoritas ITMA dikuasai Trust Energy Resources Pte Ltd dengan porsi 94,61%. Sisanya, 5,39% dimiliki masyarakat.
Asal tahu saja, Trust merupakan anak usaha yang keseluruhan sahamnya dimiliki Tata Power. ITMA mengempit 30% saham PTMP. Sedangkan 70% lainnya dimiliki oleh PT Nusantara Pratama Indah.
Sepanjang tahun lalu, ITMA mencatatkan penurunan laba bersih cukup tajam. Sebenarnya, PTMP cukup membantu ITMA membuat laporan keuangan lebih kinclong. Tengok saja per akhir Desember 2013, laba bersih ITMA naik dari US$ 8,69 juta menjadi US$ 20,12 juta.
Padahal, pendapatan perusahaan tambang ini merosot tajam, yaitu dari US$ 2,09 juta menjadi US$ 327.700. Nah, dengan kepemilikan 30% saham PTMP, ITMA bisa meraup bagian atas hasil bersih entitas asosiasi sebesar US$ 18,84 juta.
Setelah akuisisi ini, buku ITMA memang akan membaik, akibat adanya laba penjualan investasi pada entitas asosiasi. Berdasarkan hitungan manajemen ITMA, usai transaksi, laba bersih tahun berjalan perseroan akan menjadi US$ 76,4 juta.
Laba ini diperoleh dengan asumsi laba penjualan PTMP yang bisa dibukukan sebesar US$ 105,24 juta. Namun, patut diingat, perolehan ini hanya bersifat sementara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News